Aturan soal batas minimal uang muka (DP) kredit rumah minimal 30% yang diatur BI. Kesempatan ini rupanya menjadi trik pemasaran kalangan pengembang.

Aturan uang muka (down payment/DP) kredit pemilikan rumah (KPR) minimal 30% dan rencana kenaikan harga BBM subsidi membuat masyarakat makin berat membeli rumah.

Bank Indonesia (BI) kini mengharamkan bank menyalurkan kredit kendaraan bermotor dengan down payment alias DP rendah. Apa alasan BI?

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) memberi kabar buruk bagi industri otomotif dan perusahaan pembiayaan. Pelaku industri otomotif merasa keberatan, karena kendaraan roda empat segmen menengah terancam tak laku karena tingginya uang muka (DP).

Adanya pembatasan DP, pelaku industri otomotif merasa keberatan, karena kendaraan roda empat segmen menengah terancam tak laku karena tingginya uang muka (DP).

Perusahaan multifinance atau leasing akan menyesuaikan jumlah karyawannya karena berjualan makin sulit, terkait adanya aturan batas minimal DP kendaraan oleh BI dan kementerian keuangan.

Saat ini lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia membeli kendaraan dengan mengangsur. Jika DP naik, maka akan berdampak buruk pada angka penjualan.

Industri pembiayaan hingga awal tahun 2012 menunjukkan tren kenaikan, bahkan nilai booking atau pembiayaan baru mencapai Rp 22,05 triliun. Tiba-tiba DP murah dihilangkan.

Pengetatan kredit kendaraan dengan menaikkan uang muka diyakini akan menurunkan angka penjualan, namun hal itu tidak langsung mengurangi kemacetan.

Ketentuan Bank Indonesia (BI) soal uang muka KPR minimal 30% tak berlaku bagi rumah-rumah kelas bawah dan subsidi tipe 36 m2.