Rapat-rapat maraton terus dilakukan oleh PKS, PAN dan PPP menyikapi keputusan SBY yang memilih Boediono sebagai cawapres. Malam ini para pentolan 3 partai itu akan memutuskan nasib koalisinya bersama SBY dan Partai Demokrat di Hotel Nikko Jakarta.

Kabar SBY yang akan menggandeng Gubernur BI Boediono sebagai cawapres mendapat reaksi keras dari partai-partai pendukung koalisi. Ancaman pembentukan poros baru pun disampaikan jika SBY tidak merevisi keputusannya itu.

PPP menyerahkan sepenuhnya kepada SBY untuk mencari pendamping. Partai berlambang Kabah ini tidak keberatan jika SBY bersanding dengan Boediono di Pilpres 2009.

PKS telah mendapat informasi valid bahwa SBY telah memilih Boediono sebagai cawapres. PKS kecewa karena tidak diajak bicara. Karena itu, PKS akan melakukan konsolidasi dengan parpol-parpol lain.

PKB meminta parpol koalisi pendukung SBY tidak lagi mendikotomikan asal cawapres SBY. Ketua DPP PKB Marwan Jafar menilai permintaan PPP dan PKS yang mendesak SBY memilih cawapres dari parpol tidak relevan lagi.

Nasib Koalisi Besar yang digalang PDIP, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai Gerindra semakin tidak jelas arahnya. Golkar dan Hanura mencalonkan Jusuf Kalla-Wiranto sebagai capres dan cawapres, sedangkan PDIP kabarnya akan merapat ke Partai Demokrat (PD).

PDI-Perjuangan (PDIP) dikabarkan akan merapat ke Partai Demokrat (PD). Namun rencana koalisi PDIP-PD dinilai akan merugikan PD. Sebab parpol-parpol yang saat ini sudah menyatakan diri berkoalisi bisa berbalik arah.

PPP telah secara bulat berkoalisi dengan Partai Demokrat (PD). Partai berlambang Kabah itu juga sudah siap-siap memenangkan capres yang diusung PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Partai Bulan Bintang (PBB) kecewa. Aspirasi mereka agar bisa masuk ke Senayan gagal. Syarat parliamentary treshold (PT) 2,5 persen tidak terpenuhi, apalagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah resmi menetapkan rekap suara final hasil pemilu.

PPP faksi Ketua MPP Bachtiar Chamsyah menyatakan dukungannya kepada SBY. PPP juga diminta untuk berkoalisi dengan PD.