DPR menyetujui pencalonan Komjen Pol Timur Pradopo menjadi Kapolri. Timur pun mengucapkan terimakasih sembari menegaskan komitmen untuk menerapkan catatan DPR dalam fit and proper test calon Kapolri.

Menjelang keputusan akhir penetapan calon Kapolri, Komjen Pol Timur Pradopo, suasana fit and proper test Timur di komisi III DPR semakin memanas. Hal ini dipicu oleh protes keras dari fraksi PDIP terkait persyaratan Timur sebagai calon Kapolri.

Komjen Pol Timur Pradopo mendapat pengawalan cukup ketat saat menjalani fit and proper test di DPR. Beberapa pengawalnya bahkan memadati balkon pengunjung. Namun hal ini dipermasalahkan oleh anggota Komisi III DPR.

Sebelum fit and proper test calon Kapolri digelar, beberapa anggota Komisi III DPR mendatangi Komjen Pol Timur Pradopo. Salah satunya, politisi PDIP Panda Nababan.

Hari ini dijadwalkan calon Kapolri Timur Pradop akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR. Proses fit and proper ini dipastikan akan berjalan seru.

Panda Nababan mengaku bertemu Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah sebelum seleksi pimpinan KPK di DPR tahun 2007. Namun dia menyangkal ada deal tertentu dalam pertemuan itu.

Anggota Komisi III DPR Panda Nababan memprotes keras pimpinan KPK yang telah menetapkan dirinya sebagai tersangka kasus suap pemilihan Miranda S Goeltom sebagai deputi gebernur senior (DGS) BI pada 2004. Panda merasa telah disudutkan oleh status itu.

Satu persatu fraksi di DPR memberikan lampu hijau kepada Komjen Pol Timur Pradopo sebagai Kapolri baru. Kini giliran Partai Golkar mengisyaratkan dukungannya terhadap pilihan Presiden tersebut.

Sikap Fraksi PDI Perjuangan terkait pencalonan Komjen Timur Pradopo sebagai Kapolri masih belum jelas. Namun politisi senior PDI Perjuangan, Taufiq Kiemas, memastikan partainya tidak akan menolak Timur dalam fit and proper test nanti.

Pertemuan pimpinan DPR dengan Komjen Timur Pradopo secara tidak langsung merupakan intervensi terhadap proses fit and proper test calon Kapolri. Meski pertemuan itu disebut silahturrahmi.