Menyadari berbagai krisis kepemimpinan atau kepemimpinan tanpa moral kekuasaan di level mana pun perlu bagi setiap pribadi saat ini untuk kembali merenungi tanggung jawab kepemimpinan. Baik sebagai pemimpin keluarga, rakyat biasa, konglomerat, birokrat, teknokrat, atau pun pejabat untuk benar-benar menciptakan kemakmuran bumi.

Semoga semua bencana karena Allah (Ar-Rahim) masih menyayangi kita. Ibarat orang tua yang masih menyayangi anaknya sudah semestinya ia akan selalu memperingatkan dan memberikan teguran kepada buah hatinya yang nakal.

Nikmat pada hakikatnya adalah ujian. Apabila nikmat itu diminta kembali oleh yang memberi maka tidak ada yang dapat kita perbuat. Hari ini jadi konglomerat mungkin esok bisa jadi melarat. Sekarang berkuasa lusa bisa jadi hina tersia-sia.

Gunung Merapi masih terus memuntahkan isi perutnya. Prahara itu mengobrak-abrik Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Di tengah itu tampil Mbah Ponimin bilang ketemu Sultan Agung, muncul awan Petruk, dan Dr Surono ahli gunung mendapat 'gelar' baru Mbah Rono.

Pihak manajemen rumah sakit bukannya tidak tahu dengan isu adanya penampakan hantu. Bagi pengelola adanya penampakan makhluk lain merupakan hal yang biasa.

Ketika kita berbicara pertanian di Indonesia sangat berbeda dengan pertanian yang ada di negara-negara maju. Masih banyak problem dan permasalahan pertanian yang ada di Indonesia. Begitu kompleks permasalahannya. 

Setelah resmi dibubarkan PKI mati? Tidak. Mereka tidak pernah berhenti menjadikan Indonesia Negara Komunis. Setidaknya hal ini bisa diidentifikasi dengan munculnya group komunitas PKI di jejaring sosial seperti facebook.

Assalamualaikum Pak Ustadz, minta tolong jelaskan penerapan puasanya para Nabi sebelum Nabi Muhammad Saw. seperti kutipan di al-Quran "Seperti puasanya orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa."

Dalam konteks meninggalkan shalat wajib, mohon penjelasan Bapak mengenai cakupan dari hadits-hadits yang menjelaskan mengenai hal tersebut.

Saya tidak berharap Presiden kami akan membalas dengan kesombongan yang sama dengan apa yang sudah Tuan lakukan. Saya bersyukur sampai dengan Kamis, (2/9) Presiden kami masih tetap merespon Tuan dengan cara yang santun.