Abdul Rohman, salah satu mahasiswa UMS yang ditangkap Densus 88 Antiteror, akhirnya dilepas karena dinilai tak cukup bukti.

Dari 5 terduga teroris yang tertembak mati dalam penggerebekan Densus 88 di Cawang dan Cikampek, masih ada 1 jenazah yang belum diketahui identitasnya. Polri mengaku kesulitan mendapatkan data pembanding dari keluarga hingga saat ini.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan menyayangkan tindakan Polri yang dinilai semena-mena dalam operasi pemberantasan teroris yang berakibat salah tembak.

UMS akan memberikan pendampingan dan bantuan hukum terhadap Abdul Rohman dan Abdur Rohim, dua mahasiswanya yang ditangkap Densus 88. Pimpinan UMS juga telah menugaskan kepada BKBH UMS untuk melacak keberadaan dua mahasiswa itu.

Terduga/tersangka kasus terorisme sebaiknya ditangkap hidup-hidup. Hal ini penting untuk mengindari salah tangkap dan untuk membongkar jaringan teroris lebih dalam.

Suasana khidmat mengiringi pemakaman jenazah Ahmad Faiz Maulana di TPU Pondok Petir, Sawangan Depok, Jawa Barat. Sang istri tidak ikut mengantar terduga teroris yang tewas di Cawang itu.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar pihak kepolisian tidak asal main tembak pada terduga teroris. MUI menegaskan dalam memperlakukan terduga apa pun, polisi harus berpegang pada standar yang berlaku.

Keluarga akan mengambil jenazah terduga teroris Maulana, Selasa besok pagi. Keluarga masih belum menentukan di mana Maulana akan dimakamkan.

Tim forensik Mabes Polri terus bekerja menuntaskan identifikasi 5 jenazah terduga teroris dari penggerebekan di Cikampek dan Cawang. Kini, mereka siap melaporkan hasilnya ke Mabes Polri.

Selain Saptono, seorang terduga teroris lain yang tewas di Cikampek adalah Iwan. Iwan ternyata adalah anak pemilik kontrakan yang ditempati Saptono.