Jokowi dan Risma dikenal sebagai pemimpin yang menjaga amanat dan berusaha dekat di hati rakyat. Keduanya bersahabat dan saling mendukung dalam suka dan duka, seperti 3 kisah ini:

Dukungan terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus meluas. Banyak pihak menyarankan Risma bertahan demi warga Surabaya.

Beberapa pekan ini Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diisukan mengundurkan diri. Meski begitu, aktivitas kerja dan birokrasi di Pemkot Surabaya tetap berjalan.

Sejumlah tokoh meminta Tri Rismaharini (52) tetap di posisinya sebagai Wali Kota Surabaya. Mereka tidak ingin Risma meninggalkan rakyat Surabaya yang membutuhkan pemimpin berani.

Kalangan pengamat politik dan lembaga survei mulai melihat potensi penurunan elektabilitas Gubernur DKI Jokowi. Elektabilitas Jokowi bakal turun kalau hanya jadi cawapres Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Jokowi dan Wali Kota Surabaya Risma menjalin pertemanan. Saat Risma dirundung masalah politik, Jokowi menelepon dan telah memastikan sahabatnya dalam kondisi baik-baik saja.

Hasil survei Laboratorium Psikologi Politik UI menunjukkan cukup tingginya tingkat keterpilihan (elektabilitas) Tri Rismaharini. Tingginya elektabilitas ini membuka peluang bagi Risma untuk naik ke level nasional.

Di tengah elektabilitasnya yang tinggi, Gubernur DKI Jokowi malah diposisikan PDIP jadi cawapres Ketum Megawati Soekarnoputri. Di posisi kedua tokoh fenomenal saat ini adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Akankah Risma menjadi penakluk Jokowi?

Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP Ganjar Pranowo, ikut memberikan dukungan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini agar tak mundur dari jabatannya. Ganjar menyebut Surabaya perlu orang berani.

Gubernur DKI Jakarta Jokowi kabarnya hampir pasti jadi cawapres Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Jika Jokowi mau jadi pendamping Mega, maka Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini punya peluang meroket.