Mendikbud M Nuh menduga tawuran SMA 6 dan SMA 70 yang kerap terjadi bertahun-tahun dipicu hasutan senior dan alumninya. Para pelajar itu diduga membalaskan dendam senior dan alumninya.

Beberapa pihak menyakini relokasi merupakan solusi mujarab menghentikan tradisi tawuran SMA 6 dan SMA 70 Bulungan, Jakarta Selatan. Tapi apa pemindahan ke lokasi baru juga berarti peluang oknum siswa menemukan 'partner' tawuran baru?

Tawuran antara siswa SMAN 6 dan SMAN 70 berujung pada tewasnya siswa SMA 6, Alawy Yusianto Putra. Mendikbud Muhammad Nuh menegaskan kasus ini harus menjadi yang terakhir, tidak boleh terulang lagi.

Mendikbud M Nuh mendukung penuh keharmonisan hidup antara SMA 6 dan SMA 70. Mendikbud tidak ingin ada konflik seperti Israel dan Palestina di kedua SMA unggulan tersebut.

Kepolisian menerima nama-nama siswa SMA 70 yang diduga terlibat tawuran dengan SMA 6. Kesepuluh nama itu diserahkan oleh pihak SMA 70. Namun polisi masih enggan merilis nama-nama pelajar tersebut.

Tawuran SMAN 6 dan SMAN 70 yang berujung tewasnya siswa SMA 6 Alawy Yusianto Putra membuat Mendikbud M Nuh dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) turun tangan. Keduanya bertandang ke SMA 6.

Lokasi SMA 6 dan SMA 70 yang hanya ratusan meter, dituding menjadi salah satu faktor 'tradisi' tawuran siswa antar keduanya. Relokasi terhadap salah satu sekolah favorit tersebut menjadi opsi yang diyakini ampuh untuk menghentikannya.

Tawuran pelajar antara SMA 6 dan SMA 70 Jakarta, Senin (24/9/2012) yang menewaskan satu pelajar tak bisa ditolerir lagi. Tawuran pelajar ini sudah masuk kriminal, dan jauh dari ekspresi kreatif pelajar.

Satu orang siswa tewas akibat tawuran yang terjadi antara SMA 6 dan SMA 70. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai perlu diambil tindakan tegas agar peristiwa ini tak terus terulang.

Satu hari setelah tawuran berdarah yang menewaskan Alawy, seluruh siswa SMA 6 dan SMA 70, Bulungan, Jakarta Selatan, diliburkan. Hingga akhir pekan ini aktivitas belajar mengajar di dua sekolah itu ditiadakan.