Bus TransJakarta Koridor VIII (Lebak Bulus- Harmoni) telah genap  satu bulan beroperasi. Dalam hasil evaluasi, sterilisasi jalur di busway menjadi kendala utama dalam layanan ke pengguna.

Jalur bebas hambatan untuk TransJakarta atau yang biasa dikenal dengan busway boleh jadi telah tersedia dalam 8 koridor. Namun sepertinya perawatan armada dan fasilitas pendukung kurang mendapat perhatian.

TransJakarta atau yang terkenal dengan busway pernah menjadi favorit warga Jakarta. Namun kini, kritikan terhadap proyek andalan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso itu terus bermunculan.

Sudah dua hari stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di ASMI, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur, tempat biasa bus TransJakarta mengisi bahan bakar rusak. Operasional bus bebas macet itu pun terganggu.

Banyak penyeberang jalan yang tidak mengindahkan aturan. Sudah disediakan jembatan penyeberangan, masih banyak penyeberang yang nekat menerobos sesaknya lalu lintas.

Bus TransJakarta Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) telah satu bulan beroperasi. Namun jumlah armada yang belum memadai menyebabkan penumpang menunggu lama.

Memasuki hari ke-5 beroperasi, bus TransJakarta Koridor VIII jurusan Lebak Bulus-Harmoni belum mencapai target penumpang. Busway baru mengangkut 9 ribu dari target 12 ribu penumpang per hari.

Bus TransJakarta baru diresmikan Sabtu 21 Februari 2008. Namun beberapa fasilitas di halte Terminal Lebak Bulus sudah rusak. Bau pesing bahkan menyeruak dari kamar mandi halte ini.

Kehadiran mesin vending di Halte Terminal Lebak Bulus TransJakarta Koridor VIII jurusan Lebak Bulus-Tomang menjadi daya tarik sendiri. Sebagian pengguna TransJ pun berharap agar mesin seperti ini dihadirkan di beberapa halte lainnya.

Dengan membeli tiket Rp 4.000, penumpang bus TransJakarta Koridor VIII dapat menukarnya dengan aneka soft drink nan segar. Penumpang busway di Halte Lebak Bulus pun antusias menjajal mesin vending.