Massa yang menggeruduk kompleks kantor Pemda Lampung Selatan tidak hanya melempari batu. Mereka juga sempat membakar kantor Badan Perizinan dan Pelayanan Terpadu Pemkab Lampung Selatan. Beberapa fasilitas pemerintahan yang lain juga dirusak.

Batu dilemparkan demonstran yang menggeruduk kantor Pemda Lampung Selatan. Suasana sempat mencekam. Untuk menjaga keamanan, 1.500 aparat keamanan pun disiagakan.

Direktorat Pol Air Polda Lampung menangkap tiga orang nelayanan yang kedapatan memakai bom ikan. Pemakaian peledak dilarang dan melanggar hukum. 

Sembilan imigran gelap asal Afghanistan diamankan di Bandara Beranti Lampung. Imigran yang diselundupkan dari Bengkulu ini berencana ke Jakarta.

Menjelang lebaran, kejahatan terutama yang berkategori perampokan semakin marak terjadi. Bahkan pada Senin (18/6) kemarin, dalam rentang waktu 24 jam, terjadi cukup banyak perampokan dengan target yang bervariasi.

Sebuah rumah di Desa Pringombo, Kecamatan Pringsewu, Lampung, terbakar. Peristiwa ini menyebabkan pemilik rumah, Baines (39) meninggal dengan kondisi tubuh hangus terbakar.

"Menurut pengakuan tersangka, dia telah menjual 21 pucuk senjata api ke pelaku kejahatan dengan kekerasan," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Toni Harmanto.

Setelah menggerebek rumah Teten, aparat kepolisian menduga banyak pengrajin senapan angin yang merakit senjata api ilegal di Cipacing, Sumedang, Jawa Barat. Kasus ini terus didalami.

Doni Rahman alias Doni Buntung berulang kali tertangkap menjual senjata api rakitan ilegal. Pria berkaki satu ini adalah residivis yang terkenal di kelompok perampok bersenjata api.

Teten, pengrajin senjata api di Cipacing, Sumedang, mempelajari cara merakit senjata secara otodidak. Internet dan modul menjadi panduan Teten dalam mempelajari perakitan senjata api tersebut.