Setelah resmi dilantik, 3 Pimpinan Sementara KPK menginjakkan kakinya di kantor barunya, Gedung KPK. Mereka datang satu per satu didampingi sang istri.

Statement kubu Kantor Pengacara Hotman Paris & Partners yang mempersoalkan penunjukan Mas Achmad Santosa sebagai Plt pimpinan KPK dianggap dingin oleh Mas Achmad. Dia mengaku hanya ingin fokus untuk memulihkan kepercayaan KPK.

'Bau' tidak sedap diduga menyelimuti pemilihan Mas Achmad Santosa sebagai Plt KPK. Hal itu karena istri Mas Achmad, Lelyana Santosa, bekerja di kantor pengacara Todung Mulya Lubis, salah satu anggota tim lima.

KPK tetap menerima penunjukan praktisi hukum Mas Achmad Santosa sebagai Plt Pimpinan KPK meskipun pria yang akrab disapa Ota itu menuai protes. Permasalahan yang terjadi bisa diselesaikan lewat mekanisme hukum.

Anggota tim 5, Todung Mulya Lubis, menolak berkomentar soal pelaksana tugas (Plt) KPK Mas Achmad Santosa yang dipersoalkan kantor pengacara Hotman Paris Hutapea. Todung lebih memilih diam.

Kantor Pengacara Hotman Paris & Partners mempersoalkan penunjukan Mas Achmad Santosa sebagai pelaksana tugas (Plt) KPK. Dia mencurigai ada aroma tidak sedap di balik penunjukan ini.

Kantor hukum Hotman Paris and Partnets mengirimkan surat kepada Presiden SBY. Isinya meminta Todung Mulya Lubis diberhentikan dari tim 5 yang memilih Plt pimpinan KPK.

Sidang Cerai Fakhry dan Manohara digelar sidang Mahkamah Syariah Malaysia, 2 Agustus lalu. Bukannya membicarakan status pernikahan, sidang itu justru berujung saling tuntut antar Mano dan Fakhry.

Shaliha dan Ratna Sarumpaet yakin dapat menyeret ibunda Manohara ke penjara atas tuduhan penganiayaan serta perdagangan manusia. Namun pihak Manohara tak gentar.

Pangeran Kelantan Tengku Fakhry menuntut Manohara untuk mengembalikan semua uang yang ia keluarkan yaitu sekitar Rp 300 Miliar. Tak mau kalah, Manohara pun menuntut balik sejumlah Rp 1000 Miliar. Untuk apa?