Banyaknya hakim yang selingkuh dan melakukan tindakan asusila di tahun 2014 ini membuat keprihatinan tersendiri bagi Komisi Yudisial (KY). Mahkamah Agung (MA) pun disebut KY mengalami kemunduran dalam penanganan kasus yang mencoreng wajah peradilan Indonesia ini.

Harapan masyarakat memiliki hakim sebagai sosok yang sempurna masih jauh dari harapan. Hingga menjelang tutup tahun, kerap masih didapati hakim yang selingkuh, asusila dan perilaku koruptif. Mengapa?

Hakim selingkuh dan asusila kurun 2014 terus mewarnai wajah peradilan di Indonesia. Terakhir, Komisi Yudisial (KY) tengah menyelidiki kasus perselingkuhan hakim di yang juga diduga memakai narkoba.

Anggota parlemen Ghana yang menyarankan hukum rajam untuk perempuan yang berselingkuh. Usulan ini terkait UU tentang warisan.

Kasus dugaan perselingkuhan yang dilakukan hakim ad hoc di Yogyakarta, JE segera memasuki babak baru. JE akan menghadapi sidang MKH untuk menentukan nasibnya sebagai hakim.

Wajah Indonesia dan Polri kembali tercoreng. Dua anggota Polda Kalbar, AKBP Idha Endri Prastiono dan Brigadir Harahap, ditangkap PDRM karena diperkirakan membawa narkoba di Bandara Kuching, Malaysia.

Puji membunuh suaminya, Sulihin, secara terencana dengan menyamarkan lewat sebuah perampokan berdarah. Tapi sepandai-pandainya menutupi kejahatan, akal busuk Puji pun terbongkar.

Di ujung masa bakti kepada negara, Brigjen Soepriadi mencoreng mukanya sendiri. Soperiadi kumpul kebo dengan bawahannya dan digerebek saat chek in di sebuah hotel.

MA hanya menskorsing Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN) Mataram. Komisi Yudisial (KY) tidak sepakat dengan hukuman tersebut, seharusnya Ketua PTUN itu layak untuk dipecat.

FM alias Ferry (49) tega membunuh istrinya Nora Frelly Damon (47). Korban ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya di Kelurahan Tikala Kumaraka Lingkungan V Kecamatan Wenang. Keduanya sempat cekcok soal perselingkuhan.