Keterangan saksi Maman Abdurrahman yang berbelit-belit menjadi bumerang. Saat dicecar, Maman jadi terpojok. Akhirnya, Maman mengaku beberapa keterangan sebelumnya keliru atau tidak benar.

Maman Abdurahman, mantan anak buah Susno Duadji di Polda Jabar masih sempat berkelakar soal pembagian uang korupsi pengamanan pilkada. Hakim pun tak segan melakukan teguran.

BPK tidak menemukan kaitan langsung antara dugaan uang hasil korupsi pengamanan pilkada Jawa Barat dengan pembelian traveller cheque. Demikian pula antara uang hasil korupsi tersebut dengan pembelian uang dolar.

Kombes Maman Abdurahman Pasha kembali mangkir bersaksi untuk mantan atasannya Komjen Susno Duadji. Jaksa mengaku kesulitan memanggil Maman ke pengadilan karena belum berkoordinasi dengan kejaksaan ditempat Maman berdomisili.

Mantan Kapolda Jabar, Susno Duadji disebut-sebut ikut menikmati uang pemotongan dana Pilkada Jabar. Nilainya mencapai Rp 50 juta.

"Tidak ada kebohongan yang sempurna. Tidak ada kejahatan yang sempurna. Alhamdulillah, ada petunjuk di pengadilan," kata Henry di PN Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (21/12/2010).

Hakim Artha Theresia, dalam sidang dengan terdakwa Susno Duadji meyesalkan sikap saksi AKBP Syamsurizal yang tidak tegas.

AKBP Syamsurijal Mokougouw akhirnya mengaku pergi ke rumah Komjen Susno Duadji akhir bulan Desember 2008. Padahal di awal persidangan, Syamsu bersikukuh ke rumah Susno awal bulan, bertepatan dengan kedatangan Sjahril Djohan.

Mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji batal menjadi saksi yang meringankan untuk terdakwa Gayus Tambunan. Kuasa hukum Gayus menyesalkan batalnya Susno hadir dalam persidangan untuk memberikan kesaksian.

9 Kapolres yang pernah menjadi bawahan Komjen Susno Duadji saat menjabat Kapolda Jawa Barat kompak tidak bersaksi. Padahal kesaksian mereka dibutuhkan dalam perkara dugaan potongan dana pengamanan Pilkada sebanyak Rp 8 miliar.