Pengelola Kereta Listrik Commuter Line Jabodetabek terlalu lamban melakukan perbaikan layanan penumpang maupun pembenahan jadwal dan rute. Janji PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) bahwa akan membenahi layanan pada tahun ini berbeda dengan kenyataan di lapangan.

Puluhan orang tanpa rasa takut duduk di atas atap KRL Jabodetabek. Padahal itu sangat membahayakan keselamatan mereka dan memalukan bangsa.

BNI akan menjadi salah satu bank penyedia jasa e-money khusus Kereta Api Listrik Commuter Line Jabodetabek. Pengguna KRL kini tidak perlu antre dalam membeli tiketnya.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) siap untuk menyalurkan kredit infrastruktur tahun ini. Salah satunya adalah ke Grup Jasa Marga dengan nilai sekitar Rp 1 triliun.

Setelah PT KAI menghapuskan KRL ekspress dengan tiket Rp 11 ribu, serta ekomomi AC bertiket Rp 5.500, Commuter Line disiapkan untuk mengganti kereta tersebut. Namun kereta 'bisnis' yang menghubungkan Jabodetabek ini masih jauh dari nyaman.

PT KAI melakukan segala upaya seperti menyewa ustaz untuk menurunkan penumpang yang naik di atap kereta. Tapi selama daya tampung penumpang masih terbatas, penertiban ini dinilai tidak akan berhasil.

PT KAI akan melakukan uji coba tiket elektronik untuk KRL Commuter Line pada Februari sampai Juli mendatang. Sistemnya mirip dengan MRT di Singapura.

Per tanggal 1 Desember PT. KAI commuter berdalih "merapikan jalur" dengan (salah satunya) menutup total rute Bekasi–Tanah Abang yang notabene sudah belasan tahun ada.

Gerimis malam itu di Stasiun Bogor, semakin membuat Dahlan Iskan terlihat unik. Setelah bersepatu kets, bercelana panjang hitam dan berkemeja putih, Dahlan menambah penampilan dengan sebuah topi untuk melindungi kepalanya dari rintik hujan.

Para pejabat tak perlu khawatir dengan masalah keamanan di KRL Commuter Line Jabodetabek. Selama ini, kondisi kereta cukup layak dinaiki oleh siapa pun.