Kaum muslim di Indonesia menggelar salat Idul Adha 1435 H, Minggu (5/10/2014). Salah satunya seperti yang dilakukan di Masjid Al-Hikmah Kelapa Dua, Brimob, Depok, Jawa Barat.

Sikap orang-orang kafir terhadap Nabi Muhammad saw sungguh menyedihkan dan menyakitkan hati Beliau. Karena itu, melalui ayat 10, Allah swt menghibur kekasih-Nya. 

Di antara indikasi kuat terpeliharanya spirit Ramadan adalah dengan mengembangkan potensi silaturrahim untuk melakukan sinergi dan kerjasama di antara sesama muslim.

Perumpamaan di atas menggambarkan permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Semakin kita terfokus pada masalah tersebut, hidup kita akan terbebani.

Memang boleh jadi para pengingkar itu memperoleh kebahagian duniawi, tetapi itu hanya sedikit dan sementara, tidak seperti apa yang akan diperoleh kaum beriman, apalagi perolehan mereka di akhirat nanti.

Sempat seorang teman sekelas saya yang menyatakan dirinya Agnostik bertanya bertubi-bertubi mengenai Ramadan. Baginya, ritual Ramadan adalah sesuatu yang sangat aneh.

Tiga kejadian besar telah mendahului Idul Fitri 1435. Menurut khotib Dr. Makky Jaya, ini yang harus dilakukan oleh kaum muslimin.

Setiap ibadah memiliki tujuan eksplisit yang diinginkan. Ibadah salat agar tercegah dari perbuatan keji dan munkar, agar kita ingat kepada Allah. Zakat sebagai bentuk penyucian jiwa. Haji agar mengagungkan nama Allah. Tujuan secara eksplisit dari orang yang berpuasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa. 

Demikian itu kisah yang amat tinggi nilainya dan merupakan satu di antara berita-berita gaib yang Allah swt wahyukan kepadamu, hai Nabi Muhammad saw. Tetapi kenyataannya dari sikap kaum musyrik tidak demikian.

Saya adalah seorang PNS yang punya rencana untuk punya bisnis sampingan di rumah yaitu membuat batik. Dalam hati saya, saya punya keinginan bisnis yang saya jalankan ini sesuai dengan syariah dengan cara para pegawai wanita saya semua berjilbab.