Komnas HAM melakukan investigasi dugaan pelanggaran HAM oleh polisi dalam penyergapan dua terduga teroris di Sukoharjo 14 Mei lalu. Dalam investigasi itu, Komnas HAM meragukan keterangan polisi.

Tim gabungan Mabes Polri, Densus Polda Jabar dan Polres Cimahi menangkap seorang pria insial AJ di Cimahi Minggu malam (22/5/2011). Pria itu diduga mempunyai hubungan dengan kelompok teroris Cirebon.

Jenazah terduga teroris yang tewas dalam kontak tembak dengan polisi di Sukoharjo Sabtu lalu, Hendro Yunianto, dimakamkan pagi ini. Hendro dimakamkan di pemakaman Polokarto, Sukoharjo.

Otopsi dan tes DNA terhadap dua terduga teroris rampung dilakukan. Jenazah dipulangkan dari RS Bhayangkara, Semarang dengan dijemput pihak keluarga.

Mabes Polri telah menangkap 1 orang yang diduga terkait jaringan terorisme Cirebon. Terduga teroris ini berinisial JM ini ditangkap di Karanganyar, Jateng, dan berperan sebagai pemasok senjata.

Tes DNA terhadap dua tersangka teroris rampung. 99,99 Persen DNA mereka cocok dengan Sigit Qurdowi dan Hendro Yunianto, yang tewas dalam baku tembak di Sukoharjo.

Tewasnya Nur Iman, pedagang angkringan, pada insiden penggerebekan teroris di Sukoharjo dianggap sebagai imbas nyata dari kurang padunya intelijen dengan tim Densus 88.

Meski melumpuhkan dua terduga teroris, operasi Tim Densus 88 di Sukoharjo juga menewaskan seorang warga sipil. Akibat insiden ini, Standard Operating Procedure (SOP) yang selama ini digunakan Densus dinilai perlu dikaji ulang.

Seorang pedagang angkringan, Nur Iman tewas akibat terkena peluru nyasar saat baku anggota Densus 88 dan teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah. Anggota Komisi I DPR meminta agar polisi membentuk tim investigasi untuk menyelidiki hal ini.

Densus 88 telah menyita duit Rp 53 juta dan sejumlah senjata tajam hasil penggeledahan di rumah orang tua Sigit Qurdowi di Solo. Tak hanya itu, Densus juga menyita 15 keping VCD porno. Wah!