Mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji mengklarifikasi pernyataan IPW (Indonesia Police Watch) yang menyebut uang Rp 74 miliar bukan milik Gayus dan akan dibagi-bagikan. Susno menegaskan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal uang itu.

Sidang lanjutan kasus Komjen Susno Duadji digelar di rumah anaknya di Jl Abuserin I, Cilandak. Sidang yang dimaksudkan untuk mencari kebenaran materil ini  berlangsung singkat, hanya sekitar 15 menit.

Sidang lanjutan Komjen Susno Duadji kali ini tidak digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan seperti biasanya. Hakim memutuskan, sidang akan digelar di rumah Susno di Jalan Abuserin I Cilandak, Jaksel.

Majelis hakim mencoret 4 saksi yang diminta penasehat hukum. 4 Saksi yang terdapat di BAP tersebut yaitu Vincent Apriono, Ho Kian Huat, mantan Irwasda Jabar Brigjen Pol (Purn) Tjetjep Lukman dan mantan Kapolwiltabes Bandung Brigjen Pol Bambang Parsono.

Aktris Julia Perez membeberkan bukti video perseteruannya dengan Dewi Persik. Bintang film 'Hantu Goyang Kerawang' itu mengklaim kalau video miliknya juga patut untuk dijadikan bukti.

Tim pengacara Susno Duadji keberatan dengan sikap jaksa yang dianggap tidak serius pada sidang kliennya. Jaksa yang duduk berseberangan dari pengacara, sering senyum-senyum saat pengacara bertanya ke saksi ahli.

Hujan interupsi dan debat panjang tentang wewenang Kabareskrim mewarnai sidang Komjen Susno Duadji. Perdebatan sengit terjadi antara ahli yang disodorkan jaksa, Brigjen (Pol) Iza Fadli dengan pengacara Susno, Henry Yosodiningrat.

Seorang petani bernama Susno Juaji sempat membeli sebidang tanah senilai Rp 200 juta. Uang itu berupa uang tunai Rp 25 juta dan sisanya berupa 7 lembar cek masing-masing senilai Rp 25 juta pada pertengahan tahun 2008.

Persidangan Komjen Susno Duadji akhirnya menemui jalan buntu (deadlock). Sebab, jaksa tidak sanggup menghadirkan saksi fakta dan ahli yang masih tersisa 7 orang.

Kombes (Purn) Maman Abdurahman bersaksi untuk Susno. Maman bercerita dari A sampai Z perihal duit Rp 8 miliar yang didakwa jaksa sebagai hasil korupsi Pengamanan Pilakada Jabar 2008.