Kejadian aneh menyelimuti pencarian 5 pelajar SMAN I Kapongan. Pasalnya, saat orangtua Etfris Imanuel melakukan pencarian di sekitar air terjun Darungan tingkat tiga, dia bersama tim SAR tidak menemukan anaknya ada di tempat itu.

Setelah beristirahat dan mendapat perawatan di Balai Desa Bermi, Krucil, Probolinggo, lima siswa yang tersesat di Gunung Argopura dibawa pulang keluarganya.

Tujuh anggota Pramuka SMAN 1 Kapongan Situbondo yang ditemukan paling terakhir mengaku tersesat karena ditinggal oleh rombongannya. Mereka tertinggal karena harus membawa perbekalan kemah milik teman-temannya.

Dua pembina Pramuka SMAN I Kapongan, terancam sanksi dari Kwarcab Situbondo. Sanksi ini dikeluarkan terkait tersesatnya 22 orang pelajar di Pengunungan Argopuro.

Setelah menempuh medan berat, akhirnya lima siswa yang tersesat berhasil dievakuasi. Dua diantaranya terpaksa harus ditandu karena kondisi kesehatannya drop.

Selesai sudah pencarian rombongan Pramuka SMAN 1 Kapongan Situbondo yang tersesat di Gunung Argopuro selama empat hari setelah lima siswa akhirnya berhasil dievakuasi.

Kondisi 5 Pramuka yang ditemukan setelah tersesat di Gunung Argopuro selama 4 hari cukup memprihatinkan. Salah satunya, Dwi Agustin yang mendaki hanya mengenakan rok. Tangan dan kakinya lecet-lecet.

Lima siswa anggota Pramuka yang tersesat di Lereng Gunung Argopuro sudah ditemukan di sekitar air terjun Darungan. Mobil ambulans pun langsung diluncurkan untuk menjemputnya.

Abdul Hamid memang dikenal suka berburu benda gaib. Penilaian itu terungkap setelah ditemukannya 3 Batu Mustika di Puncak Rengganis. Dan secara kebetulan setelah batu itu dikembalikan, 5 siswa ditemukan.

Tim SAR lansung bergerak menuju lokasi yang diprediksikan tempat 5 Pramuka tersesat di lerang Gunung Argopuro, Jawa Timur. Untuk mempecepat pencarian yang telah berlangsung 4 hari, 3 tim disebar.