Meracuni polisi. Modus teror terbaru itu disinyalir akan dilakukan para terduga teroris yang ditangkap di Kemayoran dan Tambora. Polisi menjadi target teroris karena selama ini polisi selalu menjadi penghalang.

Densus 88 Polri menangkap total 16 orang yang diduga terkait jaringan teroris. Penangkapan dilakukan sejak Kamis (9/6) hingga Minggu (12/6).

Kapolri Jenderal Timur Pradopo membenarkan rencana kelompok teroris Kemayoran yang akan meracun polisi. Saat ini 6 terduga teroris Kemayoran yang ditangkap masih diperiksa.

Densus 88 Mabes Polri menunda keberangkatannya ke Jakarta bersama 2 orang terduga teroris dari rencana semula Minggu (12/6/2011) kemarin menjadi Senin (13/6) pagi. Dijadwalkan pukul 06.00 WITA, Densus 88 baru akan membawa keduanya.

6 orang terduga teroris yang ditangkap di Kemayoran berencana membunuh polisi dengan cara meracun makanan. Informasi yang diperoleh, racun tersebut akan dikirim ke salah satu kantin di Polsek Kemayoran.

Sosok terduga teroris Martoyo cukup akrab dikenal warga sekitar rumah kontrakannya. Sehari-hari Martoyo mengaku bekerja sebagai montir.

Densus 88 menggeledah rumah kontrakan terduga teroris atas nama Martoyo di Jl Kemayoran Gempol, RT 12 RW 1, Kemayoran, Jakarta Pusat Kemayoran, Jakarta Pusat. Ditemukan 4 buah senjata berupa pen gun dari rumah kontrakan tersebut.

Belasan orang polisi berpakaian preman mengawal keberangkatan 2 terduga teroris, Djuardi dan Faisal, dari Kutai Kertanegara menuju Jakarta. Meski tak bersegaram, mereka tetap dilengkapi senjata api.

Kartu Tanda Penduduk (KTP) atas nama Wartoyo, ternyata aspal (asli tapi palsu). Meski di KTP tercantum beralamat di Gang Trikora, Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, ternyata terduga teroris tersebut tidak pernah menjadi tinggal di sana.

Dua terduga teroris Faisal dan Djuardi, dibekuk Densus 88 di Kutai Kertanegara, Sabtu (11/6/2011) siang. Rencananya keduanya akan diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan, hari ini bersama dengan sejumlah barang bukti.