Salah satu keluhan yang kerap dirasakan seseorang, utamanya para wanita yakni timbul rasa nyeri ketika buang air kecil. Lantas, apa saja hal-hal yang bisa membuat proses berkemih terasa nyeri?

Berkemih merupakan proses normal untuk membuang hasil sekresi tubuh berupa urine. Hanya saja, dalam keseharian terkadang ditemui mereka yang sering buang air kecil atau justru sebaliknya, jarang ke toilet untuk pipis.

Saat mengecek kondisi kesehatan, salah satu tes yang paling banyak direkomendasikan adalah tes urine atau pengecekan kandungan air kencing di laboratorium. Hanya saja setelah hasil tesnya keluar, membaca hasil tes urine bagi orang awam tentu bukanlah perkara yang mudah.

Normalnya, air kencing alias urine berwarna bening atau kuning kecokelatan. Namun beberapa kondisi kesehatan bisa membuatnya berubah menjadi warna-warni, salah satunya infeksi saluran kemih.

Kencing atau urine sudah selazimnya berbau pesing. Namun ada kalanya baunya lebih pesing dari biasanya. Penyebabnya bisa karena faktor makanan tertentu, bisa pula karena penyakit infeksi.

Urine memang salah satu sampah tubuh. Meski demikian bukan berarti urine sama sekali tidak berguna. Sebab dari urine kondisi kesehatan seseorang bisa diteropong. Bahkan tes kehamilan pun bisa dilakukan dengan menggunakan urine.

Kabar mengejutkan sekaligus memukul datang dari buah hati kedua yang telah dinanti-nanti pasangan Jeff dan Jordan Wonsmos. Menurut dokter, ada satu organ si bayi yang tumbuh di luar tubuhnya. Mereka khawatir si bayi takkan pernah merasakan hidup normal.

Apa penyebab kencing berdarah dan kenapa terjadi penyumbatan pada saluran pencernaan buang air kecil? Kencing berdarah di dalam dunia kedokteran disebut sebagai hematuria. Hematuria terdeteksi dengan tes dipstik yang menggunakan media urin (air kencing).

Kerap disebutkan bahwa sunat atau khitan bisa memberikan manfaat kesehatan. Namun seorang seniman asal Italia tidak setuju dengan praktik sunat. Dia merasa dirugikan setelah menjalani sunat beberapa tahun lalu.

Dengan kesibukan yang padat, ditambah waktu tempuh ke tempat bekerja yang cukup lama membuat penduduk di kota besar seperti Jakarta rentan terserang penyakit seperti flu dan batuk. Meski begitu, bukan berarti orang-orang yang sibuk bekerja tak bisa mengakali agar tetap fit dan bugar.