Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol Susno Duadji bebas dari tahanan. Tanpa banyak basa-basi, terdakwa kasus suap dan korupsi dana Pilkada Jabar tersebut langsung menuju ke kediamannya menaiki mobil Hummer.

Mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji akan bebas malam ini pukul 00.00 WIB karena masa penahanannya habis pada 17 Februari 2011. Pembebasan itu tidak membuat Susno senang.

Komjen Susno Duadji melalui tim pengacaranya menilai tidak habis pikir dengan tuntutan 7 tahun penjara. Susno menilai semua kutipan saksi banyak yang dibuat-buat dan disesuaikan dengan kebutuhan sepihak. Harapan pun ditaruh pada pundak majelis hakim.

Tim pengacara Komisaris Jenderal Susno Duadji meminta jaksa membacakan seluruh berkas tuntutan setebal 500 halaman. Sebab, menurut pengacara, ketelitian dan keabsahan tuntutan sangat penting.

Pengacara Susno Duadji protes lantaran mikropon tidak dipergunakan maksimal oleh jaksa. Mikropon itu hanya nyasar di mata, bukan di mulut. Aha!

Beberapa orang ahli akan diajukan tim pengacara untuk menyampaikan kesaksian yang meringankan Susno Duadji. Tapi identitas mereka dirahasiakan dengan tujuan melindungi dari kemungkinan terjadinya aksi teror dan intimidasi.

Hakim yang mengadili terdakwa Komjen Susno Duadji, Charis Mardiyanto, menampik tudingan telah berlaku tidak adil soal pembagian waktu untuk jaksa dan pengacara. Menurut Charis, ia telah membuka kesempatan luas kepada pengacara Susno.

Waktu persidangan yang diberikan hakim kepada jaksa dan Komjen Susno Duadji dinilai tidak seimbang. Jaksa diberikan waktu 24 kali sidang dengan menghadirkan 104 saksi untuk menyatakan mantan Kabareskrim tersebut bersalah.

Saksi ahli yang bersaksi untuk Komjen Susno Duadji menyebut dakwaan jaksa salah. Sebab, jaksa menggunakan pasal 55 KUHP yang mensyaratkan kejahatan  dilakukan bersama-sama. Padahal, jaksa tidak pernah menyebut dengan siapa Susno diduga melakukan korupsi dana pengamanan Pilkada Jabar 2008.

Pengacara Komjen Pol Susno Duadji, Henry Yosodiningrat menyayangkan ada pihak-pihak yang memanfaatkan kliennya. Beberapa kali omongan Susno dipelintir untuk kepentingan pihak tertentu.