Badan penerbangan AS (FAA) membebaskan gadget dinyalakan selama penerbangan, tapi tidak dengan ponsel. Ponsel memang beda dengan gadget lain dalam pengaruhnya terhadap penerbangan.

Baru-baru ini FAA (Federal Aviation Administration) membolehkan penumpang pesawat untuk menyalakan gadget mulai dari naik hingga turun dari pesawat. Lalu bagaimana di Indonesia?

Alih-alih santai, Kapten Asep Eka Nugraha, Direktur Utama PT Merpati Nusantara yang baru, bak duduk di kursi panas. Ibarat penerbangan, pesawat yang dipiloti Kapten Asep sedang terbang di tengah turbulensi.

Garuda dinilai kurang koordinasi dengan Angkasa Pura II soal rencana penerbangan Jakarta-London. Akibatnya Boeing 777-300ER Garuda belum bisa melayani rute tersebut secara non-stop.

PT Garuda Indonesia Ailrines Tbk (GIAA) disarankan transit di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, sebelum meneruskan penerbangan ke London, Inggris.

PT Merpati Nusantara, perusahaan penerbangan milik negara, ingin melepas sebagian sahamnya untuk mendapat dana segar. Namun, sepertinya sulit bagi Merpati memperoleh investor mengingat utangnya yang menumpuk.

Efektivitas langkah itu diragukan mengingat persoalan utang belum selesai.

Pengamat penerbangan Alvin Lie sering mendapati penumpang pesawat ngeyel yang menyalakan HP bersinyal seluler kendati telah ditegur pramugari. Alvin mengaku tak segan ribut dengan penumpang pesawat macam ini.

Sinyal telepon selular yang menyala saat penerbangan bisa mengganggu komunikasi antara pilot dan Air Traffic Control (ATC). Lalu bagaimana dengan pesawat yang menyediakan Wifi?

Sinyal telepon selular atau handphone (HP) yang menyala saat penerbangan bisa mengganggu komunikasi antara pilot dan Air Traffic Control (ATC) yang masih memakai gelombang radio. Namun kini ada pesawat yang memiliki WiFi dan bisa berinternetan di dalam pesawat. Tak berbahaya?