Hasil penghitungan suara yang dilakukan bagi para pemilih warga Indonesia di luar negeri menempatkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla mengalahkan saingannya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Demikian laporan yang dikumpulkan oleh Jaringan Diaspora Indonesia Global.

Rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara bertambah dua provinsi lagi, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan. Hasilnya, di dua provinsi ini pasangan Jokowi-JK menang telat.

Aparat keamanan mengajak masyarakat Jawa Barat menerima hasil akhir Pilpres 2014 yang akan ditetapkan KPU pada Selasa 22 Juli. Seperti diketahui pasangan Prabowo-Hatta unggul di Jabar dengan suara mencapai 59 persen.

"Belum diumumkan sudah mau pidato saja. Nunggu besok dari KPU. Sabarlah," ujar Jokowi saat berkunjung ke kantor media Bisnis Indonesia, Jl KY Mas Mansyur, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2014).

Capres nomor urut dua Joko Widodo menilai pengumuman hasil rekapitulasi KPU tak perlu ditunda. Hal ini karena tak ada sesuatu yang genting untuk menunda KPU mengumumkan presiden Indonesia pengganti SBY.

Komisi Pemilihan Umum dan Kepolisian RI mengimbau agar kedua kubu capres dan cawapres tidak mengerahkan massa pada saat penetapan hasil Pilpres pada 22 Juli mendatang.

Indonesia diperkirakan bakal diguyur dana asing jika Jokowi-JK bisa memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Pergerakan IHSG saat ini terus berfluktuasi menunggu kepastian hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 22 Juli 2014.

"Kalau masif ya gimana mau cuma semata-mata (human error atau kesalahan teknis). Ini bisa menjadi skenario dan jangan sampai itu benar menjadi skenario,"kata Waketum Golkar Agung Laksono.

Stasiun televisi Grup Bakrie dan MNC menampilkan hasil survei berbeda dengan stasiun televisi lainnya. Hal ini dinilai tidak melanggar aturan.