Masuknya layanan streaming video, Netflix ke Indonesia per 7 Januari 2016 menuai reaksi beragam. Termasuk pemerintah yang terkesan belum siap.

Industri perfilman di dunia terus bertransformasi selaras dengan perkembangan teknologi. Iindustri film terus menelurkan inovasi untuk memanjakan penikmatnya.

Kehadiran Netflix di Indonesia disambut pro kontra. Di satu sisi, banyak pengguna internet yang bersuka cita akan hadirnya layanan video streaming itu secara legal. Namun di sisi lain, konten Netflix di Indonesia masih belum kena sensor.

Sejak operator seluler membuka akses internet cepat lewat 4G, trafik layanan video streaming tumbuh pesat hingga tiga kali lipat. Trafik pun semakin melonjak sejak Netflix ikut bisa dinikmati di Indonesia.

Ring back tone (RBT) alias nada tunggu panggilan telepon masih diminati jutaan pelanggan operator seluler di Indonesia meskipun kiprahnya sempat pasang surut dalam satu dekade terakhir.

Bagi Anda yang sering menonton Netflix dari smartphone Android, sebaiknya coba saja aplikasi ini agar hemat bandwidth. Pasalnya, aplikasi ini diklaim bisa menekan penggunaan data hingga 60%.

Dalam perhelatan CES 2016, YouTube memberikan kabar gembira. Situs layanan streaming video itu akan segera mendukung high dynamic range (HDR) video.

Meski sudah begitu populer di negara asalnya, Amerika Serikat, Netflix bagaikan spesies baru di Indonesia. Alhasil, banyak pihak mempertanyakan, apakah regulasi Indonesia benar-benar sudah siap menyambut layanan video streaming berbayar ini.

Harga yang ditawarkan Netflix memang menarik, tak sampai Rp 200 ribu. Namun ada satu hal yang masih mengganjal bagi sejumlah orang. Ya, di Netflix belum ada subtitle Indonesia. Belum lagi isu OTT global yang kian 'menjajah'.

Layanan video streaming berbayar Netflix tengah ekspansi gila-gilaan. Tercatat ada 130 negara baru yang disambangi, termasuk Indonesia. Nah, khusus Indonesia, kedatangan Netflix dinilai datang di waktu yang pas.