KRL Commuter Line dari Bogor menuju Jakarta mengalami mogok di Stasiun Kalibata. Penumpukan penumpang terjadi di stasiun-stasiun sebelumnya yang akan menuju Jakarta.

PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mulai menerapkan tarif progresif KRL Commuter Line mulai hari ini 1 Juli 2013. Secara bersamaan, sistem tiket elektronik (e-ticket) juga mulai diberlakukan pada hari ini.

PT KAI Commuter Jabodetabek memutuskan akan menurunkan harga tiket Kereta Rel Litrik (KRL) Commuter Line.

Lantas mengapa ia menyiram Tamrin dengan air teh?

Turunnya tarif KRL pada 1 Juli mendatang diprediksi akan menyebabkan meningkatnya volume penumpang angkutan ini. Penumpang diperkirakan naik 10 persen.

Kenaikan BBM membuat tarif angkutan naik. Namun hal berbeda terjadi pada tarif KRL yang justru mengalami penurunan dari tarif progresif awal: Rp 2 ribu untuk 5 stasiun pertama dan tiap 3 stasiun berikutnya Rp 500.

Penerapan tarif progresif KRL Commuter Line yang sedianya dilaksanakan 1 Juni 2013 sempat diundurkan menjadi 1 Juli 2013. PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) optimis kali ini pelaksanaan tarif progresif tak mundur lagi.

Sistem kartu Multitrip mulai dijual PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ). Penumpang tak perlu lagi antre untuk beli tiket elektronik, langsung saja tempel kartu ke gerbang yang tersedia. Nah, bagi penumpang yang mengakali kartu Multitrip ini, bisa kena denda hingga Rp 50 ribu.

Ingin bebas antrean di loket saat naik KRL Commuter Line? Kartu Multitrip seharga Rp 20 ribu yang bisa diisi ulang hingga Rp 1 juta ini bisa dicoba. Bagaimana sistem kerjanya?

Ratusan karyawan outsourcing KRL Commuter Line menggelar demo menuntut diangkat menjadi karyawan tetap. PT KCJ menyatakan demo ini tak mengganggu operasional KRL Commuter Line.