Pengacara Neneng Sri Wahyuni, Elza Syarief, menegaskan kliennya tidak mengenal 2 warga negara Malaysia yang diduga terlibat dalam pelarian Neneng selama menjadi buronan. Kedua WN Malaysia bernama Hasan Bin Khusi dan R Azmi Bin Muhamad Yusof juga telah jadi tersangka.

Pengacara Nazaruddin, Hotman Paris Hutapea, menyebut tersangka korupsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Neneng Sri Wahyuni telah menunjuk pengacara yaitu dirinya dkk.

Neneng belum juga menunjuk pengacara. Neneng akan berkoordinasi dengan Nazaruddin lebih dulu untuk menjatuhkan pilihan siapa kuasa hukum yang akan mendampinginya.

KPK mewaspadai siapa saja yang berhubungan dengan Neneng Sri Wahyuni dalam pelariannya. Lembaga antikorupsi ini curiga para pengacara Nazaruddin juga turut terlibat dalam masa buronan itu.

Jauh hari sebelum Neneng Sri Wahyuni ditangkap, sejumlah kuasa hukum Nazaruddin menyurati KPK untuk mewakili pembelaan hukum yang bersangkutan. Namun ternyata sampai saat ini, Neneng belum pernah menunjuk satupun pengacara.

Hotman Paris Hutapea, pengacara Neneng Sri Wahyuni, tetap bersikeras kliennya tidak ditangkap KPK melainkan menyerahkan diri. Bahkan Neneng menghubungi KPK bahwa dirinya sudah di Jakarta.

Freddy Numberi diposisikan istrinya, Anni Numberi, dengan tuduhan melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Meski demikian pengaduan tersebut tidak mempengaruhi kedudukan Freddy sebagai anggota Dewan Pembina PD.

Mantan Menteri Perhubungan Freddy Numberi dipolisikan istrinya, Anni, dengan tudingan KDRT pada 2010 lalu. Pada wartawan, Anni bercerita banyak soal keretakan rumah tangganya.

Partai Demokrat (PD) menyerahkan sepenuhnya kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan kadernya, Freddy Numberi, terhadap istrinya, Anni, ke proses hukum.

Prahara tak juga pergi dari rumah tangga Freddy Numberi. Anni, istri mantan Menteri Perhubungan tersebut mengadukan suaminya ke polisi. Anni menuding Freddy melakukan KDRT.