Puluhan massa gabungan ormas Islam menentang pemutaran Q! Film Festival 2010 di gedung Lembaga Indonesia Perancis (LIP) Yogyakarta. Mereka menuntut agar panitia tidak memutar film tersebut baik di Yogyakarta maupun di tempat lain.

Duet maut antara band BIP dan The Flowers terjadi di Java Rockin'Land 2010 hari pertama. BIP dan The Flowers bermain dalam dua panggung berbeda di satu waktu yang sama.

Tetapi, janji hanya tinggal janji. Sampai tanggal 28 September belum ada konfirmasi apa pun dari Apple. Saya telepon beberapa kali tetapi hanya menunggu terus sampai 5-6 menit tanpa bisa berbicara dengan Sales Representative.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta meragukan kapasitas Komjen Timur Pradopo dalam memimpin Polri untuk menegakkan hukum yang berlaku. Pasalnya Timur dinilai dekat dengan kelompok muslim radikal, Front Pembela Islam (FPI).

Panitia Q! Film Festival ternyata belum mengantongi izin dari kepolisian. Padahal, izin keramaian harus dikantongi untuk menyelenggarakan acara seperti festival film.

Baru-baru ini, Nia Dinata merilis film terbarunya, 'Madame X'. Semakin maraknya demo terhadap film-film nasional, Nia pun ikut khawatir film yang dibintanginya Aming itu menuai protes.

Front Pembela Islam (FPI) melaporkan pengelola situs Q! Film Festival ke Polda Metro Jaya. Laporan didaftarkan FPI karena situs tersebut mengandung konten porno di dalamnya.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ternyata setuju Q! Film Festival dibatalkan. Apalagi ternyata, film-film yang akan tayang disejumlah wilayah itu tidak didaftarkan dulu ke Lembaga Sensor Film (LSF).

Pihak penyelenggara Q! Film Festival dilaporkan ke polisi oleh Front Pembela Islam (FPI). Seperti sebelumnya, pihak Q! Film Festival lebih memilih untuk tidak berkomentar.

Protes terhadap festival film bertema gay dan lesbian, Q! Film Festival, berlanjut ke ranah hukum.  Front Pembela Islam (FPI)  melaporkan penyelenggara festival yang bertujuan untuk mengkampanyekan HAM dan pencegahan penyebaran HIV/AIDS itu ke polisi.