Barangkali baru saat ini terjadi fenomena unik di jagat politik Tanah Air, saat partai pengusung justru jadi faktor yang menyebabkan turunnya popularitas sang presiden. Namun fenomena itu benar-benar terjadi saat ini, setidaknya menurut hasil riset terkini tentang mulai meredupnya fenomena Jokowi.

Buku tentang sepakbola, yang ditulis berdasarkan pengalaman riset, reportase dan investigasi di berbagai negara, bukanlah barang baru. Ada banyak buku sepakbola yang disusun berdasarkan bahan-bahan yang dikumpulkan penulisnya sembari melakukan perjalanan melintasi batas-batas teritorial.

Supriansa, pria yang mengaku sebagai saksi pertemuan Abraham Samad dan petinggi PDIP di apartemen mengubah pernyataannya. Apartemen yang sempat disebut miliknya kini dikatakan punya Erwin Aksa. Apa tanggapan Erwin?

Pengawas internal (PI) KPK memanggil Supriansa, orang yang menyebut pernah terjadi pertemuan politik antara Abraham Samad dan Hasto Kristiyanto di apartemen The Capitol miliknya. Ternyata apartemen itu milik Erwin Aksa.

Selembar surat undangan pernikahan yang ditujukan pada orangtua pengantin wanita membuat heboh situs jejaring sosial di Australia setahun lalu. Penyebabnya undangan tersebut bukan undangan biasa. Isi surat itu justru sang pengantin wanita tidak mengundang orangtuanya ke pernikahannya.

Dua warga Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akan dieksekusi mati di Indonesia. Walau tak disebutkan jelas kaitannya, namun KBRI Canberra, Australia mengirimkan surat edaran bagi WNI. 

KBRI di Australia hari Jumat (13/2/2015) mengeluarkan himbauan kepada WNI maupun diaspora Indonesia di Australia untuk meningkatkan kewaspadaaan. Imbauan ini dikeluarkan menjelang eksekusi duo 'Bali Nine', Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Anggota tim inisiatif, Syafii Ma’arif, mengatakan munculnya nama Komjen BG sebagai calon Kapolri bukan atas inisiatif Jokowi. Terus itu usulan siapa ya?

Praktisi hukum Todung Mulya Lubis mengkritik pernyataan Menkopolhukam Tedjo Edhy terkait kisruh KPK-Polri. Menko Tedjo menyatakan rakyat yang mendukung KPK dan berkumpul di gedung KPK pada Jumat (23/1) lalu sebagai rakyat tidak jelas.

Bukan hanya ratusan orang pro KPK yang menggelar aksi dukungan di depan gedung KPK. Ada juga massa kontra KPK yang ikut berdemo yang berjumlah seratusan. Mereka berhadap-hadapan dan saling orasi, Jumat (23/1/2015) siang.