Kasus terbakarnya tabung elpiji 3 kg kembali muncul. Para produsen tabung berpendapat kejadian itu tidak terlepas dari praktik pengoplosan yang kerap terjadi.

Banyaknya tabung gas LPG 3 kg yang meledak belakangan ini membuat kepolisian terus berusaha mengungkap asal mula ledakan. Terhadap para pelaku pengoplos gas, polisi menyiapkan pasal berlapis untuk menjerat pelaku yang memicu tabung meledak.

Dua gudang diduga menjadi tempat pengoplosan pupuk digerebek tim buser Polres Malang. Dari penggerebekan itu petugas menyita ratusan pupuk oplosan siap edar dan sejumlah peralatan mengoplos.

Kepolisian menemukan adanya praktik pengoplosan elpiji 3 kg ke elpiji 50 kg. Padahal sebelumnya pengoplosan elpiji lebih banyak dilakukan dari 3 kg ke 12 kg.

Lokasi pengoplosan tabung hampir tidak ada bedanya dengan agen-agen elpiji resmi. Ini yang membuat polisi agak kesulitan untuk mengenali berlangsungnya kegiatan kejahatan demikian.

Polri berhasil menangkap 35 orang tersangka pelaku pengoplos elpiji 3 Kg. Satu yang terbesar yakni dari pengoplos asal Bantar Gebang, Bekasi, dengan omset mencapai Rp 2,7 miliar.

Ledakan gas yang marak terjadi akhir-akhir ini kerap kali disebabkan oleh aksi curang yang dilakukan pihak tertentu dengan mengoplos gas dari tabung 3 kilogram ke tabung 12 kilogram.

Sebuah gudang yang disinyalir membuka praktek pengoplosan gas elpiji digerebek petugas Reskrim Polsekta Kedungkandang. Gudang yang berada di Jalan terusan Sulfat ini diduga digunakan untuk mengoplos elpiji ukuran 3 Kg ke 12 Kg.

Gaji bulanan pegawai negeri ternyata tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bekti Purwantoro alias Purnomo, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretaris Kelurahan Bugul Lor, Kota Pasuruan nekat mengoplos elpiji demi menambah penghasilannya.

Pemerintah menolak menarik tabung gas 3 kilogram sekalipun banyak kecelakaan di masyarakat. Pemerintah hanya akan melakukan sejumlah investigasi penyebab kebocoran gas sebelum melempar selang karet yang lebih aman ke masyarakat.