Pembacaan berkas tuntutan kasus Irjen Djoko Susilo yang tebalnya hampir tiga ribu halaman sangat memakan waktu. Mantan Kakorlantas Polri yang didakwa korupsi proyek simulator SIM dan pencucian uang itu tampak sesekali memejamkan mata.

Kepala korps lalu lintas Polri, Irjen Pudji Hartanto mendatangi kantor KPK. Irjen Pudji datang untuk menyetorkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan Jasa Raharja telah menghentikan setoran berupa insentif ke Kepolisian. Penghentian ini telah dilakukan sejak pertengahan 2012.

Sebagian aset yang dimiliki Irjen Djoko Susilo dibayar dengan keris pusakanya. Bahkan dengan menjual keris, eks Kakorlantas itu sanggup membeli dua rumah dan mobil mewah.

Sejak tahun 2009, eks Kakorlantas Irjen Djoko Susilo ternyata mendapat dana operasional Rp 50 juta setiap bulan dari Jasa Raharja. Tapi sebagian dana itu malah digunakan untuk kepentingan pribadi.

Kasus eks Kakorlantas Irjen Djoko Susilo memasuki babak baru. Kali ini Djoko akan menjelaskan asal kekayaannya yang terbilang sangat wah itu.

Pengacara Irjen Djoko Susilo, Juniver Girsang mengakui pernah menemui mantan sekretaris pribadi kliennya. Diduga pertemuan itu melanggar aturan. 

Hari Raya Idul Fitri menjadi momen yang ditunggu, tak terkecuali para tahanan KPK. Namun sejumlah pejabat tinggi harus merayakan Lebaran di balik jeruji besi.

Irjen Djoko Susilo bersikukuh kedatangan Dirut BNI Syariah Dino Indiano ke kantornya untuk mengurus SIM. Namun keterangan terdakwa kasus dugaan skandal proyek simulator SIM dan pencucian uang itu dianggap tak logis.

"Tidak benar. Secara khusus tidak benar. Kami tidak pernah mengkhususkan ke simulator," ujar mantan Kepala Korlantas Polri Irjen Djoko Susilo dalam sidang kasus proyek simulator SIM.