Capres Megawati menargetkan Indonesia bisa mencapai kedaulatan pangan dan bukan sekedar swasembada yang sudah tercapai saat ini.

Kuatnya ketahanan pangan dilihat dari sejauh mana negara berhasil memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat dengan biaya dan usaha negara itu sendiri. Negara berketahanan pangan kuat harus terbebas dari ketergantungan bahan pangan.

Kondisi petani padi tambah miris. Ketika harga beras berangsur naik harga gabah di petani Pandeglang Banten malah turun. Harga Gabah Kering Panen hanya Rp 2,000/ kg. Jauh di bawah ketentuan Inpres Perberasan No 8/2009.

Dana subsidi raskin tahun 2010 ditetapkan hanya Rp 8,918 triliun. Dengan dana tersebut, maka raskin yang akan dibagikan bakal dikurangi dari 15 kg per bulan di 2009 menjadi 10 kg per bulan di 2010.

PKS bukan tanpa sebab mendukung pasangan SBY-Boediono. Tidak karena alasan pragmatis tetapi karena realitas politik. Setidaknya ada 8 alasan yang mendasari pilihan itu. Salah satunya tidak bermental orde baru.

Hingga awal 2009, seluas 1,2 juta hektar (Ha) jaringan irigasi sudah direhabilitasi. Selain itu pemerintah juga mengembangkan 424.000 Ha jaringan irigasi dan memelihara 2 juta Ha lahan lainnya.

Wapres Jusuf Kalla menemui perwakilan korban lumpur Lapindo dan Jaringan Rakyat Miskin Kota. Kepada korban lumpur Lapindo, JK berjanji akan berusaha menghentikan luapan lumpur.

Pertumbuhan penduduk dan pangan telah menjadi perhatian cendekiawan sejak abad lalu. Malthus (1798) mempredikasi dunia akan menghadapi ancaman karena ketidakmampuan penyediaan pangan bagi penduduknya.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklaim sejumlah keberhasilan pemerintahannya selama hampir satu periode. Salah satunya, Indonesia menjadi negara yang mampu menghadapi krisis ekomoni global.

Dalam pidatonya deklarasi SBY Berbudi di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Jawa Barat, SBY banyak menyebutkan riwayat keberhasilan pemerintahannya. SBY juga berjanji jika terpilih tidak akan banyak berjanji dan lebih banyak bekerja.