Nazaruddin tak habis melempar tudingan sejak menjadi tersangka kasus Wisma Atlet. Sejumlah nama dia sebut, yang paling sering Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Terdakwa kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin akan menghadapi vonis, Jumat (20/4) besok. Anggota Banggar DPR Wayan Koster yang ikut disebut-sebut Nazar terlibat suap Wisma Atlet berharap majelis hakim memvonis Nazar dengan adil.

Lagi-lagi I Wayan Koster membantah pernah dititipi uan Rp 5 miliar dari Permai Grup untuk disetor ke Banggar DPR. Padahal, jaksa memasukan namanya ke dalam tuntutan Nazaruddin.

Jaksa membeberkan uang yang sudah dikeluarkan oleh Permai Group dalam perkara Wisma Atlet sebesar Rp 16,7 miliar. Dari uang sebanyak itu, Rp 5 miliar diberikan kepada Badan Anggaran DPR.

Nazar mengatakan pertemuan itu dilakukan di ruang ketua Fraksi Demokrat Jafar Hafsah di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Mei tahun lalu. Pertemuan itu dilakukan guna membahas dugaan aliran dana Wisma Atlet.

Bila Angelina Sondakh dan Mindo Rosalina Manullang tidak bisa dikonfrontasi, maka mengenai suap Rp 3 miliar dan Rp 2 miliar tak perlu dikaitkan dengan terdakwa kasus Wisma Atlet, M Nazaruddin. Hal ini adalah permintaan kuasa hukum Nazar, Hotman Paris Hutapea.

M Nazaruddin sangat berharap Angelina Sondakh jujur terkait penerimaan uang seperti yang diakuinya di depan TPF Demokrat. Hal ini terkait adanya konfrontir antara Angie dan Rosan terkait pembicaraan di BBM.

"Wajar kalau kemudian LPSK merasa mendapatkan beban baru, karena itu diluar tugas mereka. Karena melakukan perlindungan itu kan dengan perjanjian," kata Agus kepada detikcom

Kesaksian dari Mindo Rosalina Manulang dalam persidangan kasus M Nazaruddin cukup kontras dibanding keterangan Angelina Sondakh, Mahyuddin dan Andi Mallarangeng. Bagi KPK, kesaksian Rosa yang paling dapat dijadikan pedoman.

Andi Mallarangeng dicecar majelis hakim seputar pelaksanaan proyek Wisma Atlet. Salah satu yang ditanyakan mengenai anggota DPR di Komisi X yang getol menyetujui pembangunan Wisma Atlet itu.