Pari Kesit, paranormal asal Situbondo mengancam balik melaporkan tiga suami dari muridnya ke polisi yang telah menuduhnya melakukan pencabulan. Ia mengaku juga mendapat ancaman dan diperas pelapor.

Aksi cabul dukun Pari Kesit (35) rupanya tidak hanya dialami UN saja. Kini menyusul, dua ibu rumah tangga juga ikut melaporkan ulah bejat si paranormal Paguyuban Layar Sentuh Nuqthah ke Polres Situbondo.

Berdalih menurunkan ilmu kesaktian, seorang dukun di Kabupaten Situbondo malah mencabuli muridnya berinisial UN (32). Bagian-bagian vital ibu rumah tangga itu diremas dan diraba oleh Pari Kesit (35), sang paranormal.

Perbuatan bejat Rastono alias Egy (37) akhirnya terbongkar. Pria beristri yang mengaku sebagai dukun ini dibekuk karena telah menyetubuhi 7 siswi SMK di Bekasi.

Nekat benar ulah dukun cabul asal Blitar ini. Dia mencabuli salah satu pasiennya yang mengalami keterbelakangan mental, sebut saja Irma (18). Aksi tipu yang dilakukan Ugik Samudi (35) ini dilakukan sejak 2009 silam.

Berlagah bisa mengobati penyakit kliptomani yang diderita Fit (20), seorang pria yang mengaku bernama Janur Kuning (42), malah mencabuli pasiennya. Akibatnya, dukun cabul tersebut dihajar keluarga korban dan diserahkan ke polisi.

Ini peringatan bagi para gadis. Jangan karena dimabuk asmara, lantas menghalalkan segala cara dengan mendatangi paranormal. Kalau tidak, nasib Anda bisa seperti DA (17), warga Kabupaten Pasuruan yang menjadi korban pencabulan dukun palsu.

Pengadilan Negeri Bekasi Kota membuat vonis yang dianggap janggal dengan membebaskan dukun cabul, Ranu Candiarno, melalui keputusan sela. Sontak putusan ini membuat korban kebejatan Ranu kecewa karena kejahatan sang dukun benar adanya menurut mereka.

LBH Apik Jakarta sangat tidak percaya atas putusan PN Bekasi Kota yang membebaskan dukun cabul Ranu Candiarno (30) lewat putusan sela. Padahal, korban salah satunya anak yang masih bersekolah di kelas 3 SMA.

Dukun cabul, Ranu Candiarno (30) dibebaskan oleh hakim PN Bekasi Kota, Selasa lalu. Anehnya, Ranu yang telah menggagahi tiga perempuan ini dibebaskan lewat putusan sela, tanpa proses persidangan pemeriksaan saksi dan bukti.