Majelis hakim pengadilan Tipikor meyakini bahwa Angelina Sondakh memang memiliki BlackBerry sebelum akhir 2010. Dari data BlackBerry Messenger inilah hakim mengungkap aliran uang ke Angie.

"Mudah-mudahan Bu Angie mendapat vonis yang seadil-adilnya sesuai dengan hati nurani hakim. Menurut saya aliran dana yang dituduhkan tidak ada satupun yang terbukti," kata Wayan Koster, politisi PDIP yang dikaitkan dengan kasus Angelian Sondakh.

"Jika nantinya dalam bunyi amar memang disebutkan adanya peran nama seperti yang tertera dalam surat dakwaan, maka KPK akan mengusut itu," ujar Jubir KPK Johan Budi.

Meski belum juga dilimpahkan ke pengadilan, kasus pencucian uang dalam pembelian saham Garuda yang dilakukan M Nazaruddin terus dilengkapi. Penyidik KPK memanggil Gerhana Sianipar, mantan anak buah Nazar di Grup Permai sebagai saksi.

 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui salah satu wakil ketuanya, Busyro Muqqodas, mengatakan bukti terkait Koster masih elementer, namun akan dilakukan pengembangan.

Wayan Koster, politisi PDIP anggota Komisi X DPR tak lagi dicekal KPK. Pencekalannya dicabut KPK sejak Agustus lalu. KPK dahulu mencegah Koster terkait pemeriksaan sebagai saksi untuk kasus Wisma Atlet. 

Anggota Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat I Wayan Koster selalu membantah menerima aliran duit dari Permai Group dalam proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan Nasional. Tapi dia mengakui pernah bertemu dengan Mindo Rosalina Manulang, bekas Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, anak perusahaan Permai Group.

Ketika kasus wisma atlet mengemuka, nama Angelina Sondakh dan Wayan Koster selalu dikait-kaitkan dengan kasus ini. Kini ketika keduanya pertama kali bertemu di persidangan, Angie mencecar soal penerimaan uang ke Koster.

Anggota Komisi I DPR RI Max Sopacua dan seorang wartawan bernama Manuel Jeffrey Rawis yang sedianya menjadi saksi Angelina Sondakh dalam kasus dugaan korupsi proyek Wisma Atlet di Kemenpora tidak menghadiri sidang.

Majelis hakim yang mengadili Angelina Sondakh menemukan dua cerita yang bertolak belakang antara pihak Grup Permai dengan pihak Wayan Koster mengenai penyerahan uang. Hakim pun mengancam, siapapun yang berbohong akan diproses.