Kapal induk AS, USS Abraham Lincoln, akhirnya bisa melintasi Selat Hormuz dengan damai. Hal ini pertama kali terjadi pasca ancaman penutupan Selat Hormuz yang diserukan oleh Iran.
Amerika Serikat siap jika terjadi konfrontasi dengan Iran terkait masalah Selat Hormuz. Namun AS tetap berharap perselisihan di Selat Hormuz dapat diselesaikan dengan cara damai.
Setelah penantian panjang, akhirnya keinginan saya dan teman-teman untuk menjelajahi Raja Ampat, Papua tercapai sudah. Yang lebih menyenangkan lagi, kami menjelajahinya dengan biaya yang cukup minim. Penasaran? Ini ceritanya.
Ketegangan di Selat Hormuz, Teluk Persia antara Iran dengan AS mendapat perhatian khusus Presiden SBY. Presiden SBY akan menulis surat ke Sekjen PBB supaya ketegangan yang terjadi tidak menjadi konflik terbuka.
Kelompok Taliban mengumumkan akan membuka kantor perwakilannya di luar negeri. Langkah ini dilakukan untuk menunjukkan keseriusan Taliban melakukan pembicaran damai dengan Amerika Serikat (AS).
Iran memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak lagi menempatkan kapal induknya di kawasan Teluk Persia. Namun, AS tetap bersikeras akan mengirimkan kapal induknya meski akan ada tindakan tegas dari Iran.
Pemerintah Iran memperingatkan akan mengambil tindakan tegas kepada Amerika Serikat (AS) jika kapal induk AS kembali lagi ke Teluk Persia. Iran berjanji hanya akan memberikan peringatan satu kali kepada AS atas tindakannya itu.