Selama ritual haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), jamaah akan mendapat jatah makan katering sebanyak 16 kali.

Punya usaha catering dan ingin memiliki sertifikat halal? Jangan keburu segan dengan proses berbelit. Kini LPPOM MUI memberikan langkah-langkah praktis sehingga sertifkat halal bisa diperoleh.

Mulai hari ini hingga 45 hari mendatang menjadi hari-hari yang sibuk bagi koki-koki catering di Madinah. Sebab jamaah haji Indonesia mulai berdatangan ke Madinah, Arab Saudi.

Jika sering bepergian dengan pesawat terbang, sajian menu di dalam pesawat pasti sering Anda nikmati. Namun, hampir dipastikan selalu saja rasa makanannya kurang enak, hambar, atau kurang bumbu. Apa penyebabnya?

Kasus katering basi sudah berkali-kali menimpa jamaah haji Indonesia. Untuk mengantisipasi kasus serupa terulang, tim dari Kementerian Kesehatan seharusnya dilibatkan dalam menentukan perusahaan katering yang dipilih.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan menempatkan pengawas untuk mengawasi dapur dan distribusi makanan perusahaan katering menyusul kasus katering basi yang terjadi hingga lima kali di Madinah.

Kasus katering basi sudah lima kali menimpa jamaah haji Indonesia di Madinah. Katering tersebut merupakan produksi perusahaan katering Al Fatani, Haidery dan Makram.

Katering jamaah haji di Madinah kembali ketahuan basi. Kali ini katering basi itu menimpa jamaah kloter 17 embarkasi Medan. Katering ini diproduksi oleh perusahaan katering Makram.

Pengawas Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Sri Ilham Lubis melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke perusahaan katering Haedari. Perusahaan ini sebelumnya ketahuan menyajikan makanan basi pada jamaah JKS 55.

Perusahaan katering Al Haedari mengaku belum memberikan pelatihan kepada petugas distribusi makanan di hotel jamaah soal operasional heater (pemanas) makanan. Masalah heater inilah yang diduga menjadi penyebab makanan basi yang menimpa kloter 55 Jakarta-Saudia (JKS).