Penyelidikan pihak Polrestabes Bandung tak berhenti pada Tati (45) saja soal kasus bakso berbahan baku daging celeng. Polisi berjanji memburu pemasok daging babi hutan yang selama ini mengirim untuk perempuan tersebut.

Selain memproduksi bakso celeng, Tati (45), warga Bandung, menjual juga daging babi hutan. Entah berapa banyak pembeli yang dikelabui perempuan tersebut. Dia selalu bilang kepada konsumen kalau jualannya asli daging sapi.

Motif Tati (45) memproduksi bakso daging celeng hanya sekadar mencari untung dengan cara curang. Dia juga menjual daging babi hutan kiloan. Perempuan tersebut berkisah bagaimana meracik bakso ukuran kecil dan besar berbahan celeng.

Sepintas tidak ada kegiatan mencurigakan di tempat hunian Tati. Tetangga mendadak gempar sewaktu beberapa petugas Polsek Buahbatu menggerebek bangunan permanen satu lantai bercat hijau itu. Ternyata Tati memanfaatkan rumahnya menjadi 'pabrik' bakso daging celeng.

Aksi tipu muslihat Tati (45) dibongkar polisi. Perempuan tersebut memproduksi bakso daging celeng di rumahnya. Dia mengaku menggeluti bisnis curang ini selama setengah tahun.

Tati (45), pembuat bakso celeng di Bandung, resmi menjadi tersangka. Polisi menggerebek rumah perempuan tersebut yang dijadikan tempat produksi bakso berbahan baku daging babi hutan.

Pasangan suami istri (pasutri) diamankan polisi sewaktu penggerebekan rumah produksi bakso daging celeng di Kota Bandung. Kedua orang tersebut diperiksa intensif di Mapolsek Buahbatu.

Polisi menggerebek tempat produksi bakso berbahan daging celeng di Kota Bandung. Sejumlah barang bukti berupa daging celeng disita anggota Polsek Buahbatu guna kepentingan penyelidikan.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon yang berada di bawah Badan Karantina Kementerian Pertanian memusnahkan sebanyak 9.049 kg daging babi hutan atau celeng.

Pada 6 Februari 2015, Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menggagalkan upaya penyelundupan daging celeng yang pertama di tahun ini.