Akhir pekan lalu, Toyota dan Daihatsu dikabarkan secara bersama-sama akan mengembangkan mobil murah untuk konsumen Indonesia. Kerja sama ini pun dikatakan sebagai langkah aktif kedua produsen mobil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dikabarkan akan produksi mobil murah atau Low Cost and Green Car (LCGC). Kabar tersiar jika Daihatsu dan Toyota akan bekerja sama melahirkan mobil murah.

Rencana produsen mobil Toyota untuk mengeluarga mobil dengan harga Rp 100 jutaan nampaknya akan menjadi kenyataan. Toyota meminta masyarakat menunggu mobil murah ini.

Untuk Low Cost and Green Car (LCGC) Toyota menyerahkannya ke Daihatsu. Tetapi lambat laun mereka juga ternyata sedang menyiapkan mobil murah sendiri.

Honda Brio hadir di Indonesia dengan 2 pilihan transmisi. Honda Brio sempat dianggap beberapa kalangan sebagai mobil murah Honda. Namun Honda menepisnya.

Meski pasar Indonesia kini merupakan pasar mobil terbesar di ASEAN, tapi lokasi produksi mobil Jazz hybrid akan berlangsung di Malaysia. Pemerintah pun seolah kalah langkah dengan pemerintah Malaysia yang telah lebih dahulu menawarkan insentif.

Pabrikan Korea seperti Hyundai memiliki mobil-mobil yang berharga relatif lebih terjangkau dibanding produsen Jepang. Namun untuk program mobil murah yang irit lingkungan (Low Cost and Green Car), Hyundai mengaku tidak tertarik.

Tidak seperti produsen mobil lainnya di Indonesia yang sudah berkoar menyatakan niatnya bermain di low cost and green car (LCGC). Produsen mobil Amerika, Ford malah belum sama sekali berpikir bermain di segmen mobil murah.

Untuk urusan mobil murah dua negara seperti India dan China merupakan negara penghasil banyak mobil murah di dunia. Tapi kini, negara Afrika macam Kenya pun akan segera menyusulnya.

Program pembuatan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car) telah didengungkan Presiden SBY. Kementerian Perindustrian bersama Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) sedang membuat desain awal mobil murah ini.