Dari 100 narapidana atau warga binaan di Lapas Kelas IIA Banceuy yang dites urine hari ini, 9 di antaranya diketahui positif mengonsumsi narkoba. Tiga di antaranya merupakan warga negara asing asal Nigeria.

Sebelum memeriksa urine para narapidana hari ini, dua pekan lalu Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jabar menggelar tes urine bagi para pegawai di Lapas Kelas IIA Banceuy. Sekitar 10 pegawai positif gunakan narkoba.

100 narapidana di Lapas Kelas IIA Banceuy, Jalan Soekarno-Hatta, dites urine oleh Badan Narkotika Provinsi (BNNP) Jabar. Tes urine bagi para napi tersebut adalah yang pertama kali dilakukan di Lapas Banceuy.

"Rinciannya, kami berhasil menyita uang tunai Rp 18 juta, 12 buah telepon genggam, uang dolar yang jika dirupiahkan senilai Rp 400 ribu, serta beberapa gunting dan pisau," urai Kepala Pengawas Lapas Kanwil Kemenkum HAM Banten, Hafiludin.

Badan Nasional Narkotika (BNN) belum mendapat kabar pengaktifan kembali MoU antara Kemekum HAM dan BNN mengenai upaya penumpasan narkotika yang ada di lingkungan Kemenkum HAM.

"Tapi, menginggat penjara identik dengan kekerasan, terlalu cengeng kesannya jika otoritas lapas setempat justru memperheboh 'sebatas' ikhwal penamparan," ujar Reza Indragiri.

Sosok Wamenkum HAM Denny Indrayana dengan sepak terjangnya menembus tembok penjara bersama tim Tindak Kejar BNN, rupanya disegani oleh para pegawai Lapas Pekanbaru.

Waktu semenit bagi Tim Tindak Kejar BNN adalah momen berharga. Apapun bisa terjadi demi menyelamatkan barang bukti yang menguatkan adanya jaringan narkotika dari target operasi.

Salah satu tersangka menceritakan suasana Lapas Pekanbaru ketika Denny Indrayana melakukan sidak. Saat mengetahui yang datang adalah bos-nya, para sipir berlari ketakutan.

Komnas HAM berencana memanggil BNN dan Wamenkum HAM Denny Indrayana terkait insiden dugaan penamparan yang terjadi di Lapas kelas IIA Pekanbaru, Senin dini hari lalu. BNN siap memenuhi undangan.