Seorang pria Irak membunuh ayahnya karena menolak berhenti dari pekerjaannya sebagai penerjemah bahasa Irak untuk militer Amerika Serikat (AS). Pembunuhan itu dilakukan saat sang ayah sedang tidur.
Seorang remaja berusia 16 tahun yang diduga anggota Al Qaeda ditangkap di Irak. Penangkapan ini hanya beberapa saat sebelum ia membunuh seorang ulama di Irak Utara serta meledakkan dirinya.
Irak menuduh Al Qaeda berada di balik ledakan dahsyat yang menewaskan 100 orang, Senin malam waktu setempat. Munculnya ledakan itu seperti ingin memperlihatkan bahwa perlawanan Islam Sunni masih memiliki kekuatan besar.
Pejabat pemilihan umum Irak memerintahkan untuk melakukan penghitungan ulang suara di Baghdad. Penghitungan ulangan tersebut dilakukan menyusul protes yang dilakukan oleh Perdana Menteri yang akan habis masa jabatannya, Nouri al-Maliki