Bentrokan antar organisasi kemasyarakatan terus terjadi. Polisi pun diminta lebih tegas dalam melakukan pengamanan, termasuk pada pelaku bentrokan.

Bulan Ramadan di Depok diwarnai bentrokan ormas PP dan FBR. Untuk mencegah keributan yang semakin meluas, polisi akan menggelar mediasi antara kedua ormas tersebut.

Usulan sejumlah ormas untuk dijadikan barisan keamanan, dianjurkan untuk dipikirkan lagi. Sebabnya, ormas-ormas yang diusulkan tersebut dinilai sama saja dengan preman.

Kapolda Metro Jaya yang baru Irjen Untung Rajab menyambut baik pengamanan Ramadan oleh organisasi masyarakat (ormas). Namun Untung mengingatkan agar ormas-ormas ini tidak asal sweeping.

Ormas pemuda FBR, Forkabi, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Barisan Muda Betawi, Pemuda Pancasila (PP) dan Kembang Latar, meneken perdamaian. Walikota Jaksel Sjahrul Effendi berniat menjadikan mereka sebagai barisan keamanan hingga level RT/RW. Jika setuju dengan Sjahrul, pilih Pro!

Walikota Jaksel punya ide. Dia ingin menyulap FBR, Forkabi dan organisasi kemasyarakatan lainnya sebagai barisan keamanan hingga level rukun tetangga/rukun warga (RT/RW).

Sejumlah Ormas menyatakan ikrar damai menanggapi banyaknya tawuran massa belakangan ini. Mereka yang sepakat damai adalah FBR, Forkabi, PP, KNPI, Barisan Muda Betawi dan Kembang Latar.

Tawuran antar dua ormas yakni FBR dan FORKABI, terjadi di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Tidak ada korban luka serius akibat tawuran ini.

Baleg DPR menggelar rapat pembahasan draf perubahaan UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Baleg mengundang sejumlah ormas untuk mendapat masukan tentang rencana revisi UU tersebut.

Puluhan anggota FBR yang melintas di depan kantor Kementerian Luar Negeri tiba-tiba dikejutkan oleh suara tabrakan. Sebuah taksi berwarna biru menyenggol dua anggotanya hingga jatuh.