Isu demonstrasi besar yang berniat untuk menggulingkan pemerintahan SBY pada 20 Oktober kemarin ternyata tidak terbukti. Meski ada kericuhan di sejumlah tempat, penyaluran aspirasi dengan massa banyak di jalan-jalan masih dinilai kondusif.

Mahasiswa Universitas Bung Karno, Farel Restu, yang tertembak di kaki saat melakukan aksi demonstrasi siang tadi masih dirawat di RSCM. Farel sedang menjalani operasi pengangkatan peluru yang bersarang di kaki kanannya.

Polisi tengah memvisum Farel Restu, mahasiswa Universitas Bung Karno yang menjadi korban penembakan, menyusul bentrok akibat mahasiswa menutup Jl Diponegoro, Jakarta. Visum untuk memastikan apa betul luka adalah akibat tembakan.

Mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) dan sejumlah kampus lain menolak membubarkan aksi blokir Jl Diponegoro, Jakarta. Mereka ngotot meminta polisi mengaku telah menembak rekan mereka, Farel Restu.

Polri menegaskan Protap 01 adalah untuk penanggulangan anarki dan bukan tembak di tempat. Hal ini menyusul adanya mahasiswa yang tertembak dalam aksi unjuk rasa di Jl Diponegoro, Jakarta.

Demonstrasi digelar sejumlah elemen masyarakat tepat setahun SBY-Boediono. Menurut Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum, sebagai bagian dari ekspresi demokrasi, demonstrasi yang damai tidak perlu dkhawatirkan.

Seorang mahasiswa UBK tertembak kakinya, menyusul bentrok antara mahasiswa dengan polisi di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat. Sementara 3 mahasiswa lainnya yang terlibat dalam demo menyambut setahun SBY-Boediono itu diamankan polisi. Suasana di lokasi masih panas

Aksi mahasiswa yang memblokir jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, berujung bentrok. Mahasiswa melempari polisi dengan batu. Polisi membalas dengan tembakan peringatan berkali-kali.

Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Layang Cawang Kompor, Jakarta. Tiba-tiba satu truk boks terbalik dan menimpa avanza. Akibatnya terjadi kemacetan lalu lintas di jalan tersebut.

Sejumlah ruas jalan menuju Istana Merdeka ditutup dan dialihkan akibat terkonsentrasinya pendemo dalam rangka evaluasi 1 tahun kinerja pemerintahan SBY-Boediono. Akibatnya lalu lintas sekitar Thamrin, padat.