Kehadiran mobil murah di Indonesia memang diperkirakan akan memukul semua sektor, pabrikan sepeda motor saja sudah was-was dengan adanya mobil murah. Masalah kecelakaan lalu lintas diperkirakan akan terus meningkat.

Pabrikan India Tata Motors pun akan meluncurkan mobil-mobilnya di Indonesia mulai September nanti. Untuk menggali lebih lanjut, detikOto dan 10 rekan media dari Indonesia melakukan wawancara khusus dengan Managing Director Tata Motors Limited Karl Slym beserta pimpinan Tata Motors lainnya

Kehadiran mobil murah yang sedang marak diperbincangkan ini ternyata diprediksi mempengaruhi para Perusahaan Otobus (PO). Dimana diprediksi akan banyak masyarakat yang membeli mobil murah lalu tak lagi menggunakan jasa bus untuk alat transportasinya.

Menteri Perindustrian MS Hidayat optimistis produksi mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car) bisa mencapai 75 ribu untuk tahap pertama tahun ini.

PT Daihatsu Astra Motor akan mulai memasarkan mobil murahnya, Ayla, mulai bulan depan. Sedang PT Toyota Astra Motor masih belum bisa menghitung harganya karena detil perincian teknis peraturan mobil murah belum diterima.

Saking lama menanti, banyak calon pembeli mobil murah yang akhirnya membeli mobil lain. Setelah pemerintah menerbitkan aturan teknis soal mobil murah, Daihatsu kini tengah merayu calon konsumen mobil murah.

Produsen mobil sudah siap meluncurkan mobil terjangkau dan ramah lingkungan (Low Cost and Green Car). Paling telat mobil itu meluncur di bulan September.

Toyota dan Daihatsu tidak mempermasalahkan harga mobil murah yang dipatok pemerintah maksimal Rp 95 juta sebelum pajak.

Lahirnya mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) seharga Rp 95 juta dipastikan akan mengurangi setoran penerimaan negara dari Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).

Toyota belum bisa memutuskan berapa kisaran harga mobil terjangkau dan ramah lingkungan (Low Cost and Green Car) Agya. Padahal pemerintah sudah meminta pabrikan memberikan harga maksimal Rp 95 juta off the road.