Musala dan rumah kelompok Syiah di Desa Karang Gayam, Karang Penang, Sampang, Jatim, dibakar. Untuk mengatasi kekerasan dengan latar belakang agama, peran Kementerian Agama sangat diperlukan.

Demi keamanan, ratusan penganut Syiah yang semula diungsikan ke kantor Kecamatan Karang Penang, dipindah ke Gor Indoor Sampang. Selain faktor keamanan, kapasitas kantor kecamatan juga tidak memenuhi bagi 225 warga.

Kasus kekerasan yang terjadi di Sampang, mendapat sorotan dari Center for Marginalized Communities Studies (CMARs) Surabaya. CMARs menganggap, kasus kekerasan yang menimpa jamaah Syiah di Dusun Nangkrenang, bukti pemerintah tidak bisa melindungi warganya.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Surabaya menilai pemerintah dan Polri telah lalai dalam penanganan konflik, sehingga terjadi tragedi pembakaran tempat ibadah penganut Syiah di Sampang.

Suasana di lokasi ponpes dan rumah tokoh Syiah di Dusun Nangkrenang, Sampang, yang dibakar warga hingga malam ini masih mencekam.Ratusan warga yang dimungkinkan penganut Syiah dievakuasi.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta Kapolda Jatim menangani dan mencegah aksi pembakaran pondok syiah di Sampang, Madura dengan pendekatan persuasif. Hal ini diharapkan agar tidak meluas.

Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jatim menyatakan sikapnya terkait aksi pembakaran yang dilakukan warga di Sampang, Madura. Jika tidak ada tindakan terhadap pelaku, JIAD mendesak Kapolres Sampang dan Kapolda Jatim dicopot.

Mabes Polri berpendapat pembakaran Pondok Syiah di Sampang, Madura, dipicu masalah keluarga. Kakak beradik, Rois dan Rojul, berbeda aliran agama.

Ratusan personel kepolisian dari Polda Jatim dan Polres Sampang dikerahkan ke lokasi memulihkan situasi lokasi pembakaran pondok Syiah milik Tajul Muluk. Massa juga membakar bangunan milik Ustadz Iklil.

Pondok Syiah yang dibakar massa di Sampang, Madura, mendapat perhatian dari Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD. Mahfud mengaku prihatin dengan insiden itu dan meminta aparat segera menindak tegas.