Ekonom UI M. Chatib Basri mengatakan, RAPBN 2005 dibuat secara politis untuk memberi ruang kepada pemerintahan baru dalam melakukan revisi.

Ketua Kadin MS Hidayat menilai, target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada RAPBN 2005 sebesar 5,4 persen terlalu optimis. Kadin menilai target yang realistis hanya sekitar 5 persen.

Pemerintah diharapkan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pelemahan rupiah telah menyebabkan turunnya omzet penjualan industri elektronik 20 sampai 30 persen.

Menteri Keuangan Boediono berharap pemerintah sekarang maupun mendatang jangan lagi bermain-main dengan masalah defisit anggaran. Pasalnya jika defisit terus meningkat maka Indonesia akan hancur.