Berembus kabar kalau mobil murah dalam program Low Cost and Green Car (LCGC) awalnya ditujukan untuk mobil di pedesaan. Tetapi diambil alih oleh pabrikan mobil besar untuk mengembangkan mobil perkotaan. Apa kata pabrikan soal ini?

Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang juga ketua Umum Gaikindo Sudirman MR mengatakan kalau petunjuk teknis (juknis) mobil murah sudah diteken dan tinggal dirilis oleh pemerintah. Pabrikan pun meminta kepastian.

Mobil murah dari Toyota belum juga bisa dijual karena masih menunggu petunjuk teknis (juknis) pemerintah. Kabarnya juknis itu sudah selesai dan tinggal diumumkan.

PT Astra Internasional Tbk (ASII) meraup laba bersih Rp 8,8 triliun di semester I-2013, angkanya turun 9,2% dibandingkan laba tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 9,7 triliun.

Sudah bukan rahasia lagi kalau Suzuki di Indonesia akan mengikuti program Low Cost and Green Car (LCGC) yang digulirkan oleh pemerintah. Kabarnya, Suzuki akan mengunakan Wagon R sebagai mobil murahnya di Indonesia.

Produsen motor tidak terlalu khawatir kemunculan mobil murah akan mengganggu penjualan motor mereka. Mobil Low Cost and Green Car (LCGC) tidak bisa begitu saja mengalihkan pengendara roda dua ke mobil.

Kemunculan mobil murah diprotes oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Menilai aturan mobil murah banyak cacatnya, YLKI meminta pemerintah menghentikan program mobil murah.

Sebanyak 80 persen calon pembeli mobil murah Toyota rata-rata sudah memiliki mobil. Namun bukan berarti pemotor menghindari mobil murah.

Sejak awal, mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost and Green Car) Toyota Agya ditujukan pada pengguna motor yang hendak beralih ke roda empat. Namun pada faktanya, 80 persen konsumen Agya sudah memiliki mobil.

Dengan harga di bawah Rp 100 juta, mobil Astra Toyota Agya pastinya menarik buat siapa pun. Di main dealer Toyota, Auto2000 mobil ini sudah dipesan sebanyak 4.500 unit.