Longsor akibat gempa 7,6 SR yang melanda Sumatera Barat Rabu (30/9) silam masih mengancam.  Longsor bisa terjadi bila ada gempa maupun hujan deras.

Setelah mengalami kerusakan parah akibat gempa, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, ramai dikunjungi orang. Wilayah yang kini luluh lantak itu tak ubahnya 'obyek wisata' baru.

Nasib baik masih berpihak kepada Sutan Muban dan seorang anaknya. Keduanya luput dari maut meski sempat terseret tanah longsor sejauh 200 meter. Sayang seorang anak Sutan lainnya, hilang setelah lepas dari dekapannya.

Tim evakuasi yang bekerja di kawasan Nagari Tandikek, Kecamatan Patomuan, Kabupaten Padang Pariaman, menemukan mayat Unan (60). Saat ditemukan, pria tua itu tengah memeluk Al Quran dan mengantongi uang jutaan rupiah.

Bantuan logistik korban gempa Sumbar masih berpusat di Padang dan Pariaman. Masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh bantuan.

Bantuan untuk korban gempa Sumatera Barat khususnya di Kabupaten Padang Pariaman belum dapat didistribusikan karena akses jalan rusak. Namun hal itu segera teratasi dengan mobil rescue.

Di Kabupaten Padang Pariaman, diprediksi banyak korban tewas akibat gempa 7,6 SR. Bahkan, ada kabar sekitar 300 rumah tertimbun longsor di Gunung Tigo.

Kabupaten Agam bagian barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, juga mengalami kerusakan parah akibat gempa 7,6 SR. Sedikitnya 1.350 rumah rusak.

Sedikitnya 100 hektar areal pertanian berupa sawah dan ladang milik warga tiga nagari (desa) di Padang Pariaman terendam banjir akibat longsornya Bukit Barisan.

Sedikitnya, 350 jiwa warga Pasir Laweh, Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar mengungsi ke nagari Tanjuang Lado akibat banjir bandang (galado). Warga mengungsi untuk menghindari kemungkinan terjadinya banjir bandang susulan.