Anggota DPD dan pejabat Kementerian Nakertrans yang ikut rapat, merasakan kepedihan yang sama. Duka terdalam atas dipancungnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ruyati, Sabtu (19/6) sungguh menyesak. Tak terkecuali anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kepulauan Riau, Hardi Selamat Hood. Dalam pertemuan dengan eleson satu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Senin (20/6) siang, Hardi menyatakan duka mendalamnya dalam bait-baik puisi.Puisi berjudul 'Aku sudah lama mati' itu bagaikan membius forum yang di dalamnya juga membicarakan soal Ruyati itu. Dalam bait-bait puisinya, Hardi menceritakan betapa sengsara para TKI yang bekerja di luar negeri. Laksana sebuah 'kematian' yang sudah dimulai ketika kemiskinan dirasakan di Indonesia, hingga saat berada di luar negeri menjadi TKI.Ironisnya, dalam forum itu pihak Kemenakertrans mengaku kecolongan karena proses pemancungan dilakukan pada hari Sabtu (18/6) saat petugas Kedutaan Besar RI di Jeddah sedang liburan akhir pekan.Padahal sebelumnya, dalam proses sidang Ruyati staf Kedutaan Besar RI di Arab Saudi selalu melakukan pendampingan. "Izinkan saya merangkum semua kesedihan yang saya rasakan dalam sebuah puisi ini," kata Hardi yang Senin itu menggunakan pita hitam di lengan kirinya tanda berduka.Berikut ini puisi selengkapnya:Aku sudah lama matiBukan karena pedang pancung menghujam di urat nadi leherkuBukan pada saat ; darah bersimbah menetes merah pada pasir Saudi yang putihBukan..bukan ituAku sudah lama mati tatkala anakku bersekolahSudah mulai berhenti tatkala beras yang hendak dimasak tak ada lagiTatkala para cukong TKI Menyatakan aku berhutang tanpa buktiAku telah lama matiKarena Jasadku bekerja tanpa rasaHarga diriku tergantung di leher untaRintihanku terbawa anginKeluhanku terbawa waktuTak ada satu pun yang mau mendengarKarena ; mereka sibuk ; menghitung devisa negaraTertawa-tawa menyatakan telah memenuhi target APBN kitaAku telah lama matiBukan karena hukuman pancungTapi karena tak ada tempat aku berlindungUndang-undang, tidakPemerintah, tidakYang ada hanya yang tidak-tidakAku telah lama matiLama sekali ; mati di negeri iniKematianku ditangisiTapi terus berulang kembaliAku telah lama matiLama sekali ; mati di negeri iniKematianku ditangisiTapi terus berulang kembaliAku telah lama matiBukan pada saat dipancung hukuman mati sekarang iniTapi sudah lama sejak berangkat Menjadi TKI.
Senin, 20 Jun 2011 18:16 WIB