KPK keberatan dengan pernyataan politisi PDIP Gayus Lumbuun yang menuduh KPK cuma mencari popularitas. KPK bekerja secara profesional.

Raker Komisi III DPR dengan KPK kemarin menjadi ajang pembelaan diri bagi Panda Nababan yang berstatus tersangka kasus dugaan suap DGS BI. Tindakan wakil rakyat ini dinilai keliru dan malah jadi rapat yang sesat.

Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat bersama KPK. Selama hampir 8 jam lebih berdiskusi, hanya ada dua kesimpulan yang dihasilkan.

Panda Nababan mengaku bertemu Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah sebelum seleksi pimpinan KPK di DPR tahun 2007. Namun dia menyangkal ada deal tertentu dalam pertemuan itu.

KPK tak boleh gentar karena disebut sesat oleh anggota Komisi III DPR Gayus Lumbuun. KPK tetap harus berani mengusut politisi Senayan yang dinilai salah. Pemberantasan korupsi harus tetap berlanjut.

Anggota Komisi III DPR ramai-ramai 'menyerang' KPK. Namun, politisi Demokrat Ruhut Sitompul malah melawan 'arus'. Dia mendukung semua langkah KPK bahkan meminta semua pihak yang sudah menjadi tersangka ditangkap.

KPK didesak mengungkap pemberi suap kepada anggota DPR. Sebab sudah 30 politisi yang jadi tersangka, namun penyandang dana suap pemilihan Deputi Gubernur Senior BI belum diungkap.

Rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR dengan KPK jadi ajang pembelaan bagi Panda Nababan. Gayus Lumbuun menuding KPK mencari popularitas dengan menjadikan rekannya tersangka kasus dugaan suap pemilihan Miranda Goeltom.

Koalisi Penegak Citra DPR mendesak BK-DPR memberhentikan anggota DPR yang jadi tersangka kasus korupsi. Seperti Panda Nababan dan Ribka Tjiptaning dari FPDIP.

Anggota Komisi III DPR Panda Nababan memprotes keras pimpinan KPK yang telah menetapkan dirinya sebagai tersangka kasus suap pemilihan Miranda S Goeltom sebagai deputi gebernur senior (DGS) BI pada 2004. Panda merasa telah disudutkan oleh status itu.