Meski mengaku tidak tahu isi berkas, Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary menandatangani Laporan Bersama soal DPT dengan tim kampanye JK-Wiranto dan Mega-Prabowo. Berikut ringkasan laporan tersebut.

Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah bukan isapan jempol. Sebagai contoh ada 255 nama Asrianti di satu Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Di desa Salehbatu, Kecamatan Airsoleh, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, ditemukan 4 TPS yang tiap TPS hanya memiliki selembar C1.

Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 026, tempat Capres Megawati mencontreng akan kompak mengenakan kostum ala Betawi warna hitam.

Capres Megawati Soekarnoputri akan menjadi pemilih pertama di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 026, RT 11/04, Kelurahan Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Koordinator IT, Tabulasi Suara, dan Relasi KPU Timses Mega-Prabowo, Arif Wibowo, membantah tim IT Mega-Prabowo diusir dari gedung KPU. Tim keluar dari KPU karena memang jadwal penyisiran sudah berakhir.

Tim IT Mega-Prabowo menemukan 20 juta nama calon pemilih fiktif dalam DPT Pilpres 2009. Tetapi lalu mereka diminta keluar dari sesi penyisiran DPT di Kantor KPU.

Cawapres Prabowo Subianto akan mencontreng di TPS dekat rumahnya di Bukit Hambalang, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, karena ingin dekat dengan masyaarakat.

Tim sukses SBY-Boediono memprotes kejelasan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait bantuan peminjaman komputer dari pasangan capres Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. KPU sebagai lembaga negara harus melakukan pleno terlebih dahulu sebelum menerima sumbangan dari pihak luar.

KPU sudah sepakat untuk menyisir DPT Pilpres 2009, karena ada indikasi DPT tidak akurat. Selain itu, KPUD juga diperintahkan untuk memberikan soft copy DPT kepada tim sukses capres-cawapres.