Izin Mabes Polri untuk membawa pulang jenazah teroris Syaifudin Zuhri dan M Syahrir sudah dikantongi keluarga. Keluarga ingin memakamkan keduanya Senin ini juga.

Keluarga buronan teroris Syaifudin Zuhri dan Syahrir dari Cilimus, Kuningan, Jabar, tiba di RS Polri. Kedatangan mereka untuk memastikan jenazah kakak beradik yang tewas saat penggerebekan di Ciputat, Tangerang.

Seharusnya polisi bisa menggunakan sejenis gas air mata untuk menangkap buron teroris Syaifudin Zuhri dan Mohamad Syahrir itu tanpa harus menggunakan peluru.

Sebelum menggerebek, Tim Densus 88 ternyata sudah memantau rumah kos yang diduga sebagai tempat sembunyi Syaifuddin Zuhri dan M Syahrir. Pengintaian dilakukan seminggu sebelumnya.

Keluarga Syaifudin Zuhri dan Syahrir telah berada di Jakarta untuk mengambil jenazah 2 teroris yang tewas dalam penggerebekan Densus 88 di Ciputat itu. Keluarga belum mendatangi RS Polri karena masih menunggu izin dari Mabes Polri.

UIN Syarif Hidayatullah belum bisa memastikan Soni merupakan mahasiswa UIN atau bukan. UIN akan menyusuri identitas pria yang satu kamar kos dengan gembong teroris Syaifudin Zuhri dan Syahrir itu.

Sejumlah kalangan menyayangkan penggerekan Densus 88 akhir-akhir ini berujung pada tewasnya teroris. Namun bagi pengamat terorisme Mardigu, teroris tewas tidak masalah.

Mabes Polri akan merilis identitas 2 jenazah teroris yang ditembak saat penggerebekan di Ciputat, Tangerang, Banten, pekan lalu. Pengumuman akan dilakukan di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, pukul 17.00 WIB.

Pernah menjadi tempat persembunyian teroris tentu mengundang kecurigaan dan pandangan negatif warga maupun calon penghuni kos di Ciputat, Tangerang, ini. Namun, sang pemilik rupanya cuek saja dan tidak khawatir apabila rumah kosnya tidak laku lagi.

Sejumlah mahasiswa yang kost di lokasi penggerebekan teroris di Ciputan, Tangerang Selatan untuk sementara terpaksa mengungsi. Polisi pun belum bisa memberikan jaminan kapan tempat kost itu bisa dihuni lagi.